Varikokel |
VARIKOKEL merupakan salah satu penyebab infertilitas (mandul) pada pria, diperkiraan angkanya mencapai 15,6% dari seluruh angka kejadian infertilitas. Varikokel adalah suatu keadaan tidak normal pada skrotum, di mana terjadi pembesaran pembuluh darah balik (vena) yang mempengaruhi kualitas sperma. Varikokel merupakan varises di skrotum.
Pembesaran ini selanjutnya mengakibatkan penumpukan darah di sekitar testis, membuat suhu di daerah skrotum meningkat. Peningkatan suhu nilah yang kemudian dapat mempengaruhi kualitas sperma yang dihasilkan oleh testis. Suhu yang tinggi akan melemahkan sperma, bahkan mengakibatkan kematian pada sperma.
Pada beberapa pasien juga ditemui pelebaran vena karena bertambahnya usia, sehingga katup tidak berfungi atau juga bisa akibat pelebaran yang terjadi sejak lahir (congenital defect/cacat sejak lahir), yang mengakibatkan katup-katup tersebut tidak terbentuk.
Sampai saat ini, diperkirakan prevalensi varikokel pada pria sehat mencapai 1,08-45%, dan pada pria tidak subur sebesar 11%-22%. Pada penderita varikokel akan terjadi hipertermia, atau peningkatan suhu tubuh karena infeksi, gangguan sirkulasi darah pada testis, perubahan tekanan pada pembuluh darah vena, renal/adrenal refluks, autoimun, reaksi akrosom, dan stress oksidatif, di mana jumlah radikal bebas dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisasikannya.
Umumnya pasien datang ke klinik dengan keluhan rasa kemeng/berat,atau kadang nyeri pada daerah inguinoscrotal (selakangan hingga skrotum). Rasa berat atau rasa nyeri ini disebabkan karena tertariknya funikulus spermatikus ke arah bawah. Secara klinis besarnya varikokel dapat dibagi dalam 4 derajat, seperti yang dikatakan Glezerman et.al:
1. Grade I, yaitu ketika varikokel baru teraba setelah penderita dalam posisi berdiri dengan melakukan valsava maneuver berulang kali.
2. Grade II, yaitu ketika dalam posisi berdiri varikokel terlihat, setelah penderita melakukan valsava maneuver, dan pada saat berbaring varikokel tidak tampak.
3. Grade III, yaitu pada posisi berdiri tanpa melakukan valsava maneuver, varikokel tampak dan dapat teraba dengan jelas. Namun, pada posisi berbaring varikokel tidak terlihat jelas.
4. Grade IV, yaitu varikokel jelas terlihat, di mana terdapat vena yang mengalami dilatasi dan berkelok- kelok, baik dalam posisi berdiri mau pun posisi berbaring.
VALSAVA MANEUVER (menutup hidung dan mulut, lalu berusaha meniup) istilah jawanya "Ngeden".
Testis sebagai organ kelamin pria yang menghasilkan sel spermatozoa akan terganggu dengan adanya varikokel. Darah yang menumpuk pada testis mengakibatkan suhu areal tersebut lebih hangat, mengakibatkan kondisi yang buruk dalam pembentukan spermatozoa. Suhu yang baik berkisar antara 2-4 derajat celcius di bawah suhu tubuh.
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan dalam tatalaksana varikokel, di antaranya: medikamentosa, operasi, radiologi dan laparoskopi. Di antara prosedur tersebut adalah retroperitoneal high ligation (palomo teqnique), macroscopic inguinal (ivanissevich), microsurgical subinguinal, microsurgical inguinal, laparoscopic, robotic assisted varicocelectomy, micro coli embolization dan sclerotizing. Dan dari semua terapi tersebut, operasi bedah mikro memberikan hasil yang baik dengan efek samping yang sangat minimal.
Terapi hormonal dapat digunakan sebagai kombinasi setelah operasi. Dapat juga digunakan tunggal, apabila penderita menolak untuk dilakukan prosedur operasi. Atau digunakan jika prosedur operasi mengalami kegagalan. Dengan menggunakan preparat ini, dilaporkan terdapat peningkatan volume dan motilitas sperma setelah pengobatan, dengan hormon androgen (fluoxymusterone) dengan dosis 20 mg/hari. Beberapa penelitian memilih menggunakan preparat ini dalam dosis yang kecil 2-5 mg/hari, dan memiliki hasil yang baik selama 3 bulan. Keberhasilan menggunakan terapi hormonal ini diperkirakan mencapai 10%.
No comments :
Post a Comment