expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Herpes Zoster bukan Herpes Simpleks


Herpes Zoster Info Kesehatan Indonesia
Herpes Zoster
        Jika mendengar kata herpes, masih banyak orang yang mengidentikkannya dengan penyakit kelamin yang menular atau Herpes Simpleks. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Mengapa demikian? Karena herpes juga dapat terjadi akibat cacar. Herpes yang terjadi karena penyakit cacar (varicella), inilah yang disebut dengan nama Herpes Zoster.


Pernakah Anda mengalami cacar air?
        Sunguh menderitanya saat mengalaminya karena harus "terisolasi"dari orang-orang yang dekat dan yang paling menyebalkan adalah jika lepuhan-lepuhan di sekujur tubuh pecah dan akan meninggalkan bekas luka. Korban herpes Zoster semakin bertambah karena menerima tudingan miring soal penyakitnya. Memanggul nama "herpes" kerap disangkutkan dengan penyakit herpes genitalis yang nobatene merupakan penyakit seksual menular (Herpes Simpleks tipe 2). Padahal anggapan umum ini tidaklah benar.

       Istilah Herpes Zoster kerap disebut-sebut sebagai penyakit cacar air. Mengapa demikian?Apa kaitannya dengan cacar? Biasanya, orang yang pernah terkena cacar tidak akan terkena penyakit yang sama dua kali. Hal ini disebabkan tubuh manusia akan membentuk sistem kekebalan terhadap Virus Cacar Air. Meski demikian,orang tetap tidak boleh lengah karena sewaktu-waktu, terutama bila daya tahan tubuh sedang lemah, Virus Cacar Air dapat menyerang kembali karena ternyata virus tersebut hanya bersembunyi di tubuh Anda. Dan, jika virus tersebut aktif kembali, maka cacar- nya disebut Herpes Zoster.

Herpes Zoster Menyerang Kulit dan Syaraf
       Bagi warga suku Jawa, penyakit ini dinamakan Dumpo.Dan  masih menurut sebagian warga suku Jawa pengobatannya adalah disembur. Ada juga kepercayaan yang meyakini bahwa penyakit ini akibat diludahi makhluk halus .Mungkin saja setiap suku di Indonesia menyebut penyakit Herpes Zoster (HZ) dengan nama beragam, disertai kepercayaan turun temurun.Yang jelas ini salah kaprah. Informasi sebenarnya akan dijelaskan berikut ini.
        HZ adalah penyakit yang menyerang kulit dan saraf dan disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), sebuah virus yang juga menyebabkan varicella (cacar air).  Perbedaan timbulnya gejala klinis berupa cacar air atau HZ pada seseorang bergantung pada status kekebalan individu. Mereka yang tidak memiliki kekebalan sebelumnya terhadap virus varicella (paling sering anak-anak) akan berkembang menjadi cacar air, sementara mereka yang sudah memiliki antibodi (sudah pernah terkena cacar air sebelumnya) berkembang menjadi HZ.
         Penyebab dari HZ ini sendiri akibat kegagalan daya tahan  tubuh menahan berkembang biaknya virus varicella-zoster yang laten di tubuh. Pengaruh faktor-faktor lain seperti radiasi, trauma fisik, obat-obatan tertentu, infeksi lainnya, atau stres belum diketahui pasti.

       Insiden terjadinya Herpes Zoster di dunia diperkirakan sebesar 2-3 kasus per 1000 orang per tahun (sekitar 750.000 kasus per tahun).Kejadian sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena banyak kasus yang relatif ringan tidak datang berobat dan tetap tidak terdiagnosis.Umumnya, sekitar 10-20% dari masyarakat dapat terkena Herpes Zoster. Di Indonesia, angkanya relatif sama.

Gejala dan tanda Herpes Zoster
        Gejala Herpes Zoster diawali dengan demam dan lemah/lesu, meskipun seringkali gejalanya ringan dan tidak disadari pasien. Gejala ini biasanya diikuti oleh gejala lokal yang timbul 1-10 hari (rata-rata 48 jam) sebelum muncul kelainan kulit, berupa rasa sakit, panas, berat atau seperti tertekan beban berat. Lalu mulailah muncul bercak merah, yang cepat berkembang menjadi lepuh (vesikel) berkelompok dengan dasar kulit yang kemerahan, timbul pada satu sisi tubuh sesuai persyarafan. Kondisi ini terlihat seperti tetes embun di kelopak bunga mawar. Lepuh kemudian pecah,timbullah keropeng yang kemudian akan lepas dan sembuh tanpa gejala sisa. Bila timbul komplikasi infeksi bakteri atau kelainan kulit dalam, maka dapat timbul jaringan parut.
        Berbeda dengan cacar air, penyakit ini bukan penyakit menular. Penyakit ini berasal dari tubuh pasien sendiri, di mana virus VZV yang laten di tubuh (setelah pasien dulu terkena cacar air) menjadi aktif kembali dan berkembang biak dan pada akhirnya menyebabkan timbulnya HZ.
       Penyakit ini dapat mengenai segala usia, tapi insiden meningkat dengan bertambahnya usia, mungkin karena penurunan fungsi kekebalan tubuh akibat penuaan, imbuhnya. Hampir 50 persen orang yang berusia diatas 80 tahun berisiko untuk terkena HZ. HZ jarang menyerang anak-anak dan dewasa muda, kecuali bila ada penyakit lain seperti AIDS, limfoma, keganasan lain, dan penyakit kekurangan kekebalan tubuh lainnya, dan pasien transplantasi sumsum tulang dan ginjal, jelas.
        Bagi anda yang belum pernah menderita cacar air, ada kemungkinan Anda akan terkena cacar air, tapi itu terjadi bila tertular varisela zoster dari penderita herpes zoster. Virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit yang terkena  Namun Anda tidak bisa terkena herpes zoster dari penderita herpes zoster.
Herpes Zoster di dada Info Kesehatan Indonesia
Herpes Zoster Regio Thoracalis
Komplikasi Herpes Zoster
       Pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh normal, HZ jarang menyebabkan kematian. Herpes zoster dapat dideteksi secara klinis. Diagnosis dapat ditegakkan cukup dengan temuan klinis yang khas, dan pasien tidak wajib melakukan pemeriksaan laboratorium tambahan. Sebetulnya penyakit ini jarang menimbulkan kompliaksi. Kalaupun timbul komplikasi, bisa jadi berupa kondisi berikut :
1.    Neuralgia pasca herpes (NPH), berupa nyeri yang berlangsung selama lebih dari 1 bulan setelah ruam hilang. NPH lebih sering terjadi pada pasien diatas 50 tahun. NPH biasanya sembuh dalam waktu 6 bulan. Namun, 1 % pasien baru sembuh setelah 1 tahun atau lebih.
2.   Herpes Zoster daerah  mata (cabang oftalmik dari saraf  trigeminal) dapat mengakibatkan kelainan mata hingga kebutaan. Komplikasi dari sindrom Ramsay Hunt (HZ yang melibatkan saraf otak tertentu) dapat meng- abikatkan kelainan saraf wajah dan tuli.
3.    Kompilaksi berupa menigoensefalitis (radang selaput otak), HZ yang luas (HZ dis- eminata) dan mengenai organ dalam (hati, paru) dapat terjadi pada HZ pasien dengan penyakit sistem kekebalan tubuh.


Terapi Herpes Zoster

       Herpes Zoster biasanya sembuh sendiri setelah beberapa minggu tanpa terapi. Namun, pengobatan efektif bisa mengurangi tingkat dan durasi gejala serta risiko komplikasi kronis (yaitu, neuralgia pasca herpetic), terutama pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu dan orang tua diatas 50 tahun.
        Pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk meredakan nyeri dan mengeringkan inflamasi. Seperti rasa sakit dan gatal dapat dikurangi dengan kompres air dingin atau mandi, serta lotio calamine, meminum obat Analgesik/anti nyeri (topikal, intradermal, dan sistemik) dapat mengurangi rasa nyeri.
       Selain itu juga diberikan terapi anti virus dengan tujuan memperpendek masa sakit, mengurangi rasa sakit, mencegah komplikasi, dan menurunkan risiko komplikasi neuralgia pasca herpetic. Pemberian antivirus akan mengurangi gejala, jumlah lesi, dan durasi episode zoster.Terapi antivirus paling efektif jika dimulai dalam 3 hari pertama gejala. Namun, bahkan setelah 3 hari, terapi antivirus terbukti manjur dalam mengurangi nyeri.
       Penelitian menunjukkan bahwa obat antivirus oral dimulai dalam waktu 72 jam setelah onset ruam baik mengurangi keparahan dan lamanya nyeri akut,serta timbulnya neuralgia pasca herpetic.

Bagaimana cara pencegahan Herpes Zoster?
       Herpes zoster hanya dapat dicegah dengan menhindari terkena cacar air, sehingga tubuh tidak memiliki virus VZV laten di tubuh yang kelak dapat menjadi aktif kembali dan menjadi HZ. Salah satu cara pencegahannya adalah dengan vaksinasi.
       Meski sampai saat ini masih dalam penelitian dan pengembangan. Di beberapa penelitian di amerika, vaksinasi HZ dipandang cukup efektif untuk mengurangi kemungkinan timbulnya HZ pasca varicella,dan juga efektif mencegah timbulnya neuralgia pasca herpetic pada pasien HZ.
      Bagi mereka yang pernah terkena cacar air, disarankan untuk lebih menjaga daya tahan tubuh dengan hidup sehat agar virus tersisa tidak menjadi aktif kembali dan memicu HZ di kemudian hari. Bisa juga dengan segera berobat ke dermatologis untuk mendapat terapi antivirus. Pengobatan antivirus paling efektif bila diberikan kurang dari 72 jam dari timbulnya gejala pertama. Pemberian antivirus yang cepat dapat mengurangi jumlah virus sehingga mengurangi keparahan cacar air (timbulnya lepuh cacar air berkurang dan lebih cepat sembuh) dan mengurangi jumlah virus yang laten ditubuh, sehingga kemungkinan untuk terkena HZ di kemudian hari lebih kecil.

1 comment :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...