Patofisiologi TIA |
Pernah lemas, bicara pelo, atau lumpuh sebelah secara mendadak tapi hilang lagi? Waspadalah, mungkin ini adalah gejala TIA. Transient ischemic attack (TIA) atau sering disebut dengan mini stroke, adalah kondisi seperti stroke yang berlangsung hanya sementara waktu. Meski tidak meninggalkan gejala sisa, kondisi ini tidak dapat dianggap remeh. 1 dari 3 orang yang pernah mengalami TIA memiliki kemungkinan benar-benar mengalami stroke pada tahun yang sama.
Baik Buruknya TIA
Bagi mereka yang mengalami TIA, ada dua sisi untuk melihatnya. TIA adalah kabar buruk, mengingat ini berarti penderitanya sudah mengalami gangguan dalam pembuluh darah dan berisiko tinggi mengalami stroke yang permanen. Kabar gembiranya, terjadinya TIA berarti tubuh sedang menyalakan "alarm"tanda bahaya. Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan pencegahan sebisa mungkin agar tidak terjadi stroke.
Menurut Dr.Widya Sarkawi SpS, TIA dan stroke sama-sama terjadi akibat sumbatan atau berkurangnya aliran darah di otak. Kambing hitamnya, sering-sering adalah bekuan darah dan penyempitan pembuluh darah. Bekuan darah dapat terbentuk akibat pengerasan dan penebalan pembuluh darah (aterosklerosis), serangan jantung, atau irama jantung yang tidak normal. Pada mereka yang beruntung, bekuan darah dapat mencair dan aliran darah menjadi lancar kembali, sehingga gejala sama sekali menghilang. Ini yang disebut dengan TIA. Namun jika sumbatan terus berlangsung, apalagi dalam waktu lama, otak akan mengalami kerusakan secara permanen. Inilah yang disebut dengan stroke.
Gejala dan Tanda TIA
Sama seperti stroke, TIA juga dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis. Bedanya,TIA dapat berlangsung tiba-tiba dan berlangsung singkat. Kebanyakan gejala dapat menghilang dengan sendirinya dalam 10 sampai 20 menit. TRANSIENT berarti sementara, ISCHEMIC berarti kondisi organ tubuh yang rusak karena kekurangn suplai oksigen, sedangkan ATTACK berarti serangan. Jadi TIA adalah serangan sementara pada otak berupa iskemia otak karena gangguan suplai di pembuluh darah otak.
Bagi mereka yang mengalami TIA, ada dua sisi untuk melihatnya. TIA adalah kabar buruk, mengingat ini berarti penderitanya sudah mengalami gangguan dalam pembuluh darah dan berisiko tinggi mengalami stroke yang permanen. Kabar gembiranya, terjadinya TIA berarti tubuh sedang menyalakan "alarm"tanda bahaya. Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan pencegahan sebisa mungkin agar tidak terjadi stroke.
Menurut Dr.Widya Sarkawi SpS, TIA dan stroke sama-sama terjadi akibat sumbatan atau berkurangnya aliran darah di otak. Kambing hitamnya, sering-sering adalah bekuan darah dan penyempitan pembuluh darah. Bekuan darah dapat terbentuk akibat pengerasan dan penebalan pembuluh darah (aterosklerosis), serangan jantung, atau irama jantung yang tidak normal. Pada mereka yang beruntung, bekuan darah dapat mencair dan aliran darah menjadi lancar kembali, sehingga gejala sama sekali menghilang. Ini yang disebut dengan TIA. Namun jika sumbatan terus berlangsung, apalagi dalam waktu lama, otak akan mengalami kerusakan secara permanen. Inilah yang disebut dengan stroke.
Gejala dan Tanda TIA
Sama seperti stroke, TIA juga dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis. Bedanya,TIA dapat berlangsung tiba-tiba dan berlangsung singkat. Kebanyakan gejala dapat menghilang dengan sendirinya dalam 10 sampai 20 menit. TRANSIENT berarti sementara, ISCHEMIC berarti kondisi organ tubuh yang rusak karena kekurangn suplai oksigen, sedangkan ATTACK berarti serangan. Jadi TIA adalah serangan sementara pada otak berupa iskemia otak karena gangguan suplai di pembuluh darah otak.
Gejala yang terjadi tidak selalu sama pada masing-masing orang. Ini bergantung pada lokasi pembuluh darah dan otak yang mengalami sumbatan. Setidaknya terdapat beberapa gejala yang dapat ditemui antara lain :
1. Tiba-tiba merasa kebas atau lemas pada wajah,tangan atau kaki,terutama hanya pada satu sisi tubuh.
2. Tiba-tiba merasa bingung, sulit bicara atau sulit mengerti apa yang dikatakan orang lain.
3. Gangguan penglihatan mendadak, baik pada satu ataupun dua mata.
4. Tiba-tiba sulit berjalan, merasa pusing, hilang keseimbangan atau koordinasi.
5. Nyeri kepala mendadak yang berat tanpa sebab.
TIA kadang dapat dengan mudah diketahui, misalnya pada orang yang wajahnya tiba-tiba terlihat miring atau tampak jatuh sebelah, lengan terasa lemas tidak bisa diangkat, atau bicara pelo. Namun kadang dapat menjadi rancu jika gejala tidak jelas. Misalnya saat berkendara dan tiba-tiba pusing sehingga jatuh, sakit kepala, atau penglihatan menjadi buram secara tiba-tiba. Apalagi jika dialami oleh orang yang sudah lanjut usia, bukan tidak mungkin dianggap keluhan biasa.
Tindakan yang Harus Dilakukan dalam Menangani TIA
Meski sebagian besar orang yang mengalami stroke tidak mengalami TIA sebelumnya, namun orang yang mengalami TIA, sepertiganya akan mengalami stroke di masa yang akan datang. Jika anda mengira bahwa anda mengalami gejala TIA, segera ke rumah sakit atau menelepon ambulans. Pengenalan gejala dan pengobatan secara dini akan mencegah terjadinya stroke di masa yang akan datang.
Pergi ke rumah sakit tidak hanya boleh dilakukan sesaat setelah terjadi TIA. Jika TIA terjadi beberapa waktu yang lampau, hal ini juga masih bisa diperbaiki, entah menggunakan obat ataupun melalui pembedahan. Dan jika timbul gejala TIA., jangan menunggu gejala hilang karena jika terlalu lama dapat terjadi stroke. TIA juga dapat terjadi pada mereka yang pernah mengalami stroke sebelumnya. Ini berarti bahwa ada sesuatu dalam pengobatan anda tidak bekerja dengan baik. Untuk itu, pasien seperti ini perlu segera ke rumah sakit.
Baik TIA ataupun stroke, waktu adalah hal yang sangat penting. Meskipun TIA dapat pulih kembali dengan sendi-rinya, namun kita tidak tahu kapan bekuan darah yang menyumbat akan mencair kembali. Kita tidak dapat memprediksi apakah bekuan atau gejala yang disebabkannya akan hanya berupa TIA atau stroke. Semakin lama penanganan ditunda, maka akan makin banyak kerusakan yang terjadi pada otak.
Di rumah sakit, dokter akan mencari tahu penyebab terjadinya TIA, sedikitnya dalam waktu 1 jam.Ini penting untuk menentukan langkah pengobatan berikutnya. Dokter mungkin akan menganjurkan terapi obat atau pembedahan guna mengurangi risiko stroke, bergantung pada hasil pemeriksaan yang didapat.
Tips Mencegah TIA dan Stroke
• Jangan anggap remeh penyakit, berobat teratur jika memiliki penyakit seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi.
• Minum obat sesuai dengan yang diresepkan. Jika ada masalah, segera hubungi dokter.
• Jika diresepkan obat pengencer darah, ini mungkin karena anda berisiko mengalami stroke. Jadi minumlah obat sesuai anjuran dokter, jangan menduga-duga sendiri dan merasa tidak perlu.
• Praktekkan gaya hidup yang sehat, seperti hindari merokok dan lingkungan berasap rokok.
• Batasi minuman beralkohol,yaitu 2 gelas per hari untuk pria dan 1 gelas per hari untuk wanita.
• Jaga agar berat badan tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus.
• Aktivitasfisik teratur selama 30 menit perhari hampir setiap hari.
• Makan makanan dengan gizi seimbang dan rendah kolesterol, lemak jenuh dan garam. Perbanyak konsumsi sayur, buah.dan makan ikan sedikitnya sebulan sekali.
1. Tiba-tiba merasa kebas atau lemas pada wajah,tangan atau kaki,terutama hanya pada satu sisi tubuh.
2. Tiba-tiba merasa bingung, sulit bicara atau sulit mengerti apa yang dikatakan orang lain.
3. Gangguan penglihatan mendadak, baik pada satu ataupun dua mata.
4. Tiba-tiba sulit berjalan, merasa pusing, hilang keseimbangan atau koordinasi.
5. Nyeri kepala mendadak yang berat tanpa sebab.
TIA kadang dapat dengan mudah diketahui, misalnya pada orang yang wajahnya tiba-tiba terlihat miring atau tampak jatuh sebelah, lengan terasa lemas tidak bisa diangkat, atau bicara pelo. Namun kadang dapat menjadi rancu jika gejala tidak jelas. Misalnya saat berkendara dan tiba-tiba pusing sehingga jatuh, sakit kepala, atau penglihatan menjadi buram secara tiba-tiba. Apalagi jika dialami oleh orang yang sudah lanjut usia, bukan tidak mungkin dianggap keluhan biasa.
Tindakan yang Harus Dilakukan dalam Menangani TIA
Meski sebagian besar orang yang mengalami stroke tidak mengalami TIA sebelumnya, namun orang yang mengalami TIA, sepertiganya akan mengalami stroke di masa yang akan datang. Jika anda mengira bahwa anda mengalami gejala TIA, segera ke rumah sakit atau menelepon ambulans. Pengenalan gejala dan pengobatan secara dini akan mencegah terjadinya stroke di masa yang akan datang.
Pergi ke rumah sakit tidak hanya boleh dilakukan sesaat setelah terjadi TIA. Jika TIA terjadi beberapa waktu yang lampau, hal ini juga masih bisa diperbaiki, entah menggunakan obat ataupun melalui pembedahan. Dan jika timbul gejala TIA., jangan menunggu gejala hilang karena jika terlalu lama dapat terjadi stroke. TIA juga dapat terjadi pada mereka yang pernah mengalami stroke sebelumnya. Ini berarti bahwa ada sesuatu dalam pengobatan anda tidak bekerja dengan baik. Untuk itu, pasien seperti ini perlu segera ke rumah sakit.
Baik TIA ataupun stroke, waktu adalah hal yang sangat penting. Meskipun TIA dapat pulih kembali dengan sendi-rinya, namun kita tidak tahu kapan bekuan darah yang menyumbat akan mencair kembali. Kita tidak dapat memprediksi apakah bekuan atau gejala yang disebabkannya akan hanya berupa TIA atau stroke. Semakin lama penanganan ditunda, maka akan makin banyak kerusakan yang terjadi pada otak.
Di rumah sakit, dokter akan mencari tahu penyebab terjadinya TIA, sedikitnya dalam waktu 1 jam.Ini penting untuk menentukan langkah pengobatan berikutnya. Dokter mungkin akan menganjurkan terapi obat atau pembedahan guna mengurangi risiko stroke, bergantung pada hasil pemeriksaan yang didapat.
Tips Mencegah TIA dan Stroke
• Jangan anggap remeh penyakit, berobat teratur jika memiliki penyakit seperti darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi.
• Minum obat sesuai dengan yang diresepkan. Jika ada masalah, segera hubungi dokter.
• Jika diresepkan obat pengencer darah, ini mungkin karena anda berisiko mengalami stroke. Jadi minumlah obat sesuai anjuran dokter, jangan menduga-duga sendiri dan merasa tidak perlu.
• Praktekkan gaya hidup yang sehat, seperti hindari merokok dan lingkungan berasap rokok.
• Batasi minuman beralkohol,yaitu 2 gelas per hari untuk pria dan 1 gelas per hari untuk wanita.
• Jaga agar berat badan tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus.
• Aktivitasfisik teratur selama 30 menit perhari hampir setiap hari.
• Makan makanan dengan gizi seimbang dan rendah kolesterol, lemak jenuh dan garam. Perbanyak konsumsi sayur, buah.dan makan ikan sedikitnya sebulan sekali.
No comments :
Post a Comment