expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Dikira Maag Ternyata Batu Empedu

Nyeri perut batu empedu cholelithiasis info kesehatan indonesia
         Tingkat kesadaran masyarakat terhadap penyakit batu empedu ini masih sangat rendah.Tidak sedikit masyarakat beranggapan kelainan yang muncul akibat batu empedu sebagai sakit maag biasa karena gejalanya memang mirip. Baru setelah general checkup masalah ini terungkap.

         BEBERAPA tahun terakhir, jumlah penderita batu empedu meningkat, karena adanya perubahan pola hidup, tingginya konsumsi lemak. Disamping itu terdapat perkembangan teknologi kedokteran untuk diagnosis batu empedu. Sehingga batu yang dahulu belum terdeteksi saat ini mulai terungkap. Menurut penelitian di Amerika 20 juta penduduk menderita batu kantong empedu dan 750 ribu kasus yang ditemukan harus melalui proses operasi yaitu dengan kolesistektomi (pengangkatan kantong empedu).
           
           Ada jargon populer terkait batu empedu yang menjadi faktor risiko penyakit tersebut, yakni 5F. Apa itu? female, fourty, fat, fertile, dan fancy alias perempuan, usia 40 tahun, gemuk dan memiliki banyak anak, dan suka makan yang enak- enak. Meski demikian, bukan berarti laki-laki tidak bakal terkena batu empedu.
          
          Di samping itu, masih ada faktor lain. Faktor risiko yang dimaksud antara lain dislipidemia (gangguan kadar lemak dalam darah), usia lanjut, dan faktor genetik, dislipidemia sangat erat kaitannya dengan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah. Oleh karenanya, terjadinya batu empedu terutama golongan batu kolesterol lebih mungkin terjadi pada mereka yang gemuk dan/atau menderita dislipidemia. Berdasarkan penelitian juga disebutkan bahwa wanita lebih berisiko 4 kali lipat terhadap terjadinya batu empedu dibandingkan laki-laki.
 
         Faktor risiko lain yaitu pemakaian obat-obatan anti hiperlipidemia (golongan fibrat), pemakaian kontrasepsi yang mengandung esterogen dalam jangka panjang, anemia hemolitik, serta pasien dengan kondisi khusus yang pemberian nutrisinya secara parenteral dalam waktu lama. Mengapa obat- obatan anti hiperlipidemia dapat meningkatkan risiko terjadinya batu empedu? obat demikian akan mengeluarkan kolesterol yang tersimpan di hati ke kandung empedu. Lama-kelamaan kandungan kolesterol di kandung empedu akan meningkat sehingga kemungkinan terjadinya batu empedu juga lebih besar.

         Sementara pada anemia hemolitik terjadi pemecahan hemoglobin yang berlebihan. Kondisi ini akan menyebabkan bilirubin sebagai hasil dari pemecahan hemoglobin menjadi sangat banyak di hati. Bilirubin tersebut selanjutnya akan masuk ke dalam kandung empedu, terjadi pemekatan dan akhirnya terbentuklah batu empedu jenis pigmen.
        
          Pada pasien dengan pemberian nutrisi parenteral yang lama juga dapat terjadi batu empedu.Hal ini disebabkan terjadinya hipomotilitas (melemahnya kontraksi) pada kandung empedu karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Kondisi hipomotilitas ini akan menyebabkan pemekatan cairan empedu yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya batu empedu.
 

Jenis Batu Empedu
           Menurut Dr. Andri Sanityoso Sulaiman, Sp.PD-KGEH dari Divisi Hepatologi Departemen llmu Penyakit Dalam RSUPN/CM-FKUI, terjadinya batu empedu dikaitkan dengan komposisi utama batu empedunya. Ada jenis golongan batu empedu, yaitu batu kolesterol yang terbentuk dari kolesterol, batu pigmen/bilirubin yang dibentuk dari kalsium bilirubinat, serta campuran antara kolesterol dan pigmen. Batu kolesterol biasanya berasal dari metabolisme kolesterol di dalam hati.Karena sebagian kolesterol tersebut dialirkan ke kandung empedu, maka pada metabolisme koietserol yang berlebihan akan memungkinkan terjadinya hipersaturasi dan akhirnya mudah terbentuk batu empedu. Apalagi jika memang terdapat penurunan motilitas (kontraksi) pada kandung empedu.
 
gambar batu empedu cholelithiasis info kesehatan indonesia
Batu empedu dalam kandung empedu (bulatan warna kuning)

Gejala Batu Empedu Mirip Maag
          Adanya batu empedu tidak dirasakan pada sebagian besar penderitanya. Maka dari itu, keadaan ini disebut juga dengan silent stone yang seringkali ditemukan pada pemeriksaan USG secara tidak sengaja. Ada juga yang mengeluhkan rasa kembung, mual, nyeri di ulu hati, dimana gejalanya sangat mirip dengan dyspepsia atau maag. Namun sebagian orang yang mengeluhkannya ternyata memang menderita dyspepsia (kelompok gangguan rasa tidak nyaman di perut).
 
        Tidak adanya gejala ini disebabkan oleh batu yang masih berada di kandung empedu, yang belum menimbulkan peradangan maupun infeksi. Namun jika batu berpindah ke saluran empedunya, sangat mungkin akan menimbulkan gejala. Pada fase awal, nyeri dirasakan di ulu hati yang dapat bertahan hingga 60 menit.Kemudian perlahan-lahan nyeri menghilang dan tidak dirasakan sama sekali. Hal ini dapat berulang hingga beberapa kali sehingga pada sebagian orang akan menimbulkan gangguan dalam berakivitas sehari-hari. Selanjutnya, jika sudah terjadi peradangan, penderitanya akan merasakan nyeri di perut kanan atas. Atau bisa juga penderitanya merasakan nyeri yang menjalar ke perut kanan atas. Jika batu empedu menyumbat muara yang sempit di saluran empedu, maka penderitanya akan tampak kuning. Hal ini disebabkan batu yang menyumbat akan menghambat cairan empedu yang seharusnya dialirkan ke usus halus.

          Pada pemeriksaan fisik didapatkan murphy's sign, yaitu rasa nyeri akan semakin bertambah ketika penderita menarik napas dalam sambil dilakukan penekanan pada perut kanan atas. Jika didapatkan murphy's sign positif, maka kemungkinan besar seseorang menderita batu empedu. Pada pemeriksaan darah juga didapatkan peningkatan sel darah putih (leukositosis).

Cara Tepat Mendiagnosis Batu Empedu
      Cara paling mudah untuk mengetahui adanya batu di kandung empedu adalah dengan pemeriksaan USG. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi yakni 75%. Jika ditemukan peradangan pada kandung empedu, maka tampak penebalan dan edema pada dindingnya. Pada kasus yang kronik, tampak dinding kandung empedu mengalami penebalan, tanpa edema. Sedangkan pada kasus silent stone, tidak ditemukan kelainan yang berarti pada struktur kandung empedunya. 

gambar USG batu empedu cholelithiasis info kesehatan indonesia
Gambar USG batu empedu
          Sementara untuk mengetahui kandungan dari batu empedunya, pemeriksaan foto polos bisa dijadikan pilihan pemeriksaan. Pada batu empedu jenis kolesterol, biasanya pada pemeriksaan foto polos tidak tampak, atau dalam istilah radiologi disebut dengan radiolusen. Sedangkan pada batu empedu jenis pigmen, akan tampak bayangan putih yang disebut dengan radioopak.
 
Bagaimana Mengobati Penyakit Batu Empedu?
       Jika terdapat gejala atau keluhan pada pasien, maka harus segera dipikirkan tindakan pada pasien. Kecuali pada kasus silent stone, kandung empedu yang sudah meradang dan infeksi baik akut maupun kronik harus segera dilakukan pengangkatan kandung empedu. Mengapa demikian? Sebab fungsi dan struktur kandung empedunya sudah tidak normal lagi. Bahkan jika tidak diangkat akan terjadi kekambuhan yang akan membuat kandung empedu semakin rusak dan tidak berfungsi sama sekali.
 
Lalu bagaimana dengan fungsi kandung empedu setelah pengangkatan? 
          Pasien tidak perlu terlalu risau karena kandung empedu yang diangkat tidak akan menimbulkan masalah yang besar. Biasanya pasien hanya mengeluhkan rasa muai dan kembung setelah makan makanan berlemak terlalu banyak. Oleh karena itu, pasien harus memperhatikan konsumsi makanannya sehari-hari agar tidak terlalu mengkonsumsi lemak yang berlebihan. Kondisi ini memang akan berbeda pada masing-masing orang. Setidaknya pasien dapat menilai sendiri seberapa banyak lemak yang harus dibatasi.
 
         Selain pengangkatan,ada juga obat-obatan yang dapat menghancurkan batu empedu terutama yang komposisi utamanya kolesterol. Namun obat tersebut harus diminum secara rutin dan jangka waktu yang cukup lama. Tapi memang efektivitasnya tidak seratus persen. Perubahan gaya hidup dan memperkecil faktor risiko terjadinya batu empedu juga tidak kalah penting. Kolesterol tinggi dan obesitas adalah faktor risiko yang bisa diubah. Di Amerika, kebanyakan kasus batu empedu adalah batu kolesterol sebab gaya hidup dan faktor risiko masyarakat Amerika yang dekat sekali dengan konsumsi lemak dan obesitas. Di Indonesia sendiri, penelitian terdahulu menyatakan bahwa kebanyakan batu empedu terdiri dari batu pigmen. Namun saat ini, mengingat gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai banyak mengkonsumsi lemak, maka kemungkinan besar batu empedunya juga jenis batu kolesterol.

          Jika tidak diobati dengan benar, maka batu empedu akan mengalami peradangan dan infeksi. Selanjutnya akan terjadi komplikasi. Memang pada kenyataannya, hanya 60% batu empedu yang berlanjut parah dan menimbulkan komplikasi. Sisanya akan menghilang dengan sendirinya. Ada juga yang kemudian lepas sendiri. Namun pun demikian, batu empedu tidak boleh dianggap remeh. Kemungkinan terjadinya ascending kolangitis adalah salah satu dari sekian komplikasi yang mengerikan. Artinya adalah infeksi kandung empedu yang meluas hingga ke rongga perut (peritonitis). Penanganan pada kasus ini akan sangat sulit sebab harus segera dilakukan tindakan operasi besar yang risikonya juga besar.
 
          Batu empedu bisa timbul lagi walau telah dilakukan operasi. Hal itu bisa terjadi jika pasien tidak menjaga pola hidup yang sehat, seperti tetap mengonsumi makanan yang tinggi lemak dan jarang atau tidak pernah sama sekali berolahraga. Jadi, ubahlah gaya hidup Anda!

Batu Empedu Bisa Ditembak dan Mitos Seputar Batu Empedu Lainnya
Mitos :    Batu empedu bisa dihilangkan dengan bantuan pengobatan alternatif atau bantuan paranormal
Fakta :    pernyataan itu sama sekali tidak benar.Tidak mungkin dapat dikeluarkan hanya dengan tindakan yang dilakukan paranormal. Banyak pasien yang datang ke dokter, mengaku sudah dilakukan pengambilan batu oleh dukun.Ternyata saat dilakukan USG ulang batu masih tetap berada dalam kantung empedu. Walaupun pasien mengatakan melihat batu saat dikeluarkan dukun dan melihat proses yang berdarah.

Mitos:    obat-obatan diet untuk menguruskan berat badan dapat meyebabkan terjadinya batu empedu
Fakta:    diet keras untuk menurunkan berat badan dengan cepat dapat meningkatkan kekentalan cairan empedu, sehingga lebih rentan mengalami batu empedu.

Mitos:    terapi herbal seperti kumis kucing,jus apel,alang-alang, sambiloto bisa meluruhkan batu empedu
Fakta:     belum ada penelitian yang menjelaskan bahwa obat-obat tersebut bisa meluruhkan batu empedu. Biasanya terapi ini digunakan berdasarkan pengalaman dari seseorang yang sudah pernah mencoba. Pengobatan mengatasi batu dengan obat hanya bisa dilakukan pada batu jenis kolesterol.

Mitos:    penderita batu empedu, keluhan akan timbul bila mengonsumsi banyak lemak
Fakta:     makan banyak mengandung lemak, akan menyebabkan kantong empedu berkontraksi sehingga batu empedu dapat terlepas dari kantong empedu dan meyebabkan kolik atau rasa sakityang hebat.

Mitos:     batu empedu bisa dihilangkan dengan cara ditembak/diobati seperti sinar laser, sebagaimana batu ginjal atau saluran kemih
Fakta :    Ada yang menganggap batu empedu bisa dihilangkan dengan cara ditembak/diobati seperti sinar laser, sebagaimana batu ginjal atau saluran kemih. Di luar negeri hal itu bisa dilakukan dengan teknik yang dikenal dengan ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy) atau penembakan batu empedu seperti yang dilakukan pada batu ginjal. Tindakan itu hanya dilakukan batu batu tunggal dan berukuran kecil, yang diketahui sudah menyangkut, terfiksasi di ujung saluran.

Karena risikonya yang besar, maka tindakan itu tidak dianjurkan. Melakukannya tidaklah mudah,sebab saluran empedu berukuran kecil, beda dengan saluran ureter pada ginjal. Apalagi batu empedu relatif lebih mobile (mudah berpindah) sehingga sulit ditembak. Salah melakukan tindakan, malah bisa berakibat fatal.

TIPS Mencegah Batu Empedu
.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya batu empedu.
Diantaranya
•    Waspada terhadap infeksi saluran cerna, diketahui bahwa di Indonesia, penyebab paling sering terjadinya batu adalah infeksi. Bila terdapat infeksi di saluran cerna, misalnya ada diare, disentri, tifus dan kalau ada radang di usus besar, radang usus buntu (appendicitis) atau liver (hepatitis), harus ditangani dengan tuntas. Seringkali penderita merasa nyaman jika gejala sudah hilang, dan tidak meneruskan pengobatan, padahal bisa jadi kuman masih ada, hanya berdiam diri. Kondisi ini misalnya terjadi pada penyakit tifus (typhoid).
•    Gaya hidup juga harus diubah, dengan mengurangi konsumsi lemak, santan, atau goreng-gorengan.Perbanyak makan buah, sayuran dengan kandungan serat tinggi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
•    Mempertahankan berat badan ideal juga merupakan salah satu strategi. Caranya dengan diet dan berolahraga teratur.
•    Hindari"crash diet”. Mengurangi asupan makanan secara drastis.Jika ingin menurunkan berat badan, cobalah secara bertahap dan sistematis.

Sumber
gambar:
1. http://www.singleincisionlapchole.com/laparoscopyforgallstones.html
2. http://www.nhs.uk/conditions/stomach-ache-abdominal-pain/Pages/Introduction.aspx

4 comments :

  1. Lawatan balas
    Terima kasih diatas lawatan anda ke blog saya
    Blog yang bagus,sangat bermunafaat
    Teruskan,semuga usaha anda diberkati

    ReplyDelete
  2. Anonymous5/9/13 17:09

    terimakasih infonya... penyakit yang sungguh mengerikan ya

    ReplyDelete
  3. Mesti diperhatikan juga ternyata ini apalagi berhubungan dengan bagian dalam tubuh.

    ReplyDelete
  4. memang harus cek ke dokter jika kita rasa sakit yg berlebihan

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...