expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Cara mendiagnosis dan mengobati Inkontinensia Urin

Diagnosis
Diagnosis dan Pengobatan Inkontinensia Urin Info Kesehatan Indonesia
      Dalam menentukan diagnosis dokter harus punya algoritma diagnosis. Pertama ditentukan dulu adakah penyebab IU yang bersifat transient (sementara) dengan mencari tanda-tanda "DIAPERS". Apa yang dimaksud dengan DIAPERS?



1. D (Delirium/gangguan kesadaran).
2. I  (Infeksi saluran Kemih).
3. A (Atrofi vaginitis/peradangan pada vagina).
4. P (Psychological problem/gangguan psikologi/gangguan mental).
5. E (Exessive urin/urin yang banyak, misal pada penderita kencing manis)
6. R (Restricted mobility/gangguan bergerak)
7. S (Stool compaction/tinja yang sangat keras) atau adakah massa yang menekan saluran kencing pada rongga perut.

        Setelah penyebab diatas dapat disingkirkan, kemudian, tentukan tipe IU yang mana; apakah urge, stress, atau overflow dengan melakukan pemeriksaan. Salah satunya denga memasukkan kateter (selang khusus) ke kandung kemih untuk menentukan sisa urin di kandung kemih setelah kencing. Jika dilakukan pemasangan kateter, sisa urin adalah banyak (>100 ml), mungkin terjadi overflow. Apabila sisanya adalah sedikit, yang terjadi adalah kemungkinan stress atau urge. 
          Selain itu juga dapat dilakuakn penilaian urodinamik untuk mengukur tekanan kandung kemih pada saat kosong dan pada saat terisi. pengukuran lanju aliran kemih dilakukan untuk mengetahi adanya penyumbatan aliran kemih dan kekuatan kontraksi otot kandung kemih. Pada IU karena stres, dilakukan pemeriksaan vagina dan pemeriksaan panggul (untuk mengetahui apakah lapisan uretra atau vagina mengalami penipisan akibat kekurangan estrogen).

Pengobatan
        Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa IU bukan bagian dari penuaan, jadi jangan dikatakan kalau sudah tua wajar kalau sering mengompol, justru ini merupakan suatu masalah kesehatan yang bisa diselesaikan atau paling tidak dikurangi sehingga pasien merasa lebih nyaman. Bisa dilakukan dengan berbagai upaya misalnya latihan (kegel exercise) atau senam Kegel, menghilangkan keinginan berkemih dengan meditasi, sampai dengan terapi obat.
        Kalau untuk OAB terapi dengan obat merupakan pilihan utama, namun harus tetap disertai dengan latihan. Beberapa langkah sederhan yang bisa dilakukan penderita adalah minum sebanyak 6-8 gelas/hari untuk mencegah pemekatan air kemih, akrena air kemih yang terlalu pekat bisa mengiritasi kandung kemih, serta menghentikan pemakaian obat-obatan yang bisa menimbulkan efek samping pada kandung kemih.
         Penderita yang mengalami depresi bisa diberikan obat antidepresi. Pada pasien yang sudah lebih tua dengan demensia (pikun) dapat diterapkan behavioral treatment (terapi perilaku), misalnya dibiasakan untuk berkemih setiap 2-3 jam agar kandung kemih relatif kosong, Jika berbagai cara diatas tetap tidak bisa mengatasi IU maka agar penderita tetap merasa kering, nyaman dan bisa melakukan kegiatan solusi terakhir adalah penderita bisa menggunakan popok.


Baca juga artikel terkait
Sudah Dewasa Masih Tetap Mengompol
Penyebab Inkontinensia Urin

No comments :

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...