Penampilan yang menarik dari penyajian sebuah makanan, baik bentuk atau warna serta penggunaan alat makan, sangat disarankan pada anak autis. Karena dengan menarik perhatian, anak autis mudah tergerak untuk mencoba. Meski belum ada penelitian pasti untuk angka kejadian autism di Indonesia, tetapi terdapat kecenderungan terjadinya peningkatan penderita autism dari tahun ke tahun. Kondisi ini bisa disebabkan oleh karna sudah banyaknya dokter anak, psikolog dan psikiater yang sudah lebih sadar terhadap kondisi autism sendiri,disamping beberapa kondisi lain.
Autism diartikan sebagai sebuah gangguan yang terjadi pada individu dalam hal ini anak dalam melakukan gangguan berinteraksi secara sosial. Lebih ditegaskan, pada anak-anak penderita autism umumnya memiliki kekurangan dalam hal berkomunikasi,atau biasanya juga ditandai dengan perilaku-perilaku sterotip atau repetitive (berulang-ulang). Misalnya:memukul-mukul badan atau menepuk-nepuk tangan. Gerakan berulang atau istilahnya stereotipik ini yang sering muncul pada penderita autism. Pada anak autis umumnya akan mengalami keterlambatan dalam bidang bahasa.Sementara di lain pihak mereka juga akan mengalami gangguan makan.
SUSAH MAKAN
Seorang anak penyandang autisme mempunyai dunia yang berbeda dengan anak yang bukan penyandang, termasuk makanan yang dikonsumsi. Kondisi ini senada dengan apa yang disampaikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan dengan Kodak T dan Piazza C di tahun 2008. Mereka mengatakan 90% dari anak autism sering mengalami gangguan makan. Gangguan makan yang terjadi umumnya berupa refuse eating (menolak untuk makan), tidak perhatian saat makan, atau ingin dengan segera menyudahi waktu makan, picky eater (memilih makanan tertentu). Mereka umumnya penyuka makanan satu jenis saja, bahkan mereka tidak mau mencoba makanan baru. Umumnya gangguan makan pada anak autism spektrumnya seperti itu.
SELARAS DENGAN PENYEBAB
Karena sampai saat ini belum diketahui penyebab autism ini secara pasti,menjadikan pendekatan terhadap anak autism ini menjadi sangat bervariasi dan individual. Khususnya untuk masalah gangguan makan, biasanya seorang dokter akan melihat apa dulu yang menyebabkan gangguan makannya ini. Seperti contoh; ketika seorang anak dengan autism ini saat makan tidak bisa diam, atau tidak bisa duduk diam. Dalam kondisi semacam ini, selain sebelumnya sudah dilakukan terapi perilaku, oleh dokter atau tenaga medis, bisa juga diberikan fermakoterapi, dengan pemberian obat yang memberikan efek menenangkan, seperti pada kasus autism yang hiperaktif, sehingga dengan pemberian obat, maka anak akan diam, dan anak tersebut bisa berkosentrasi lebih baik.
Karena sampai saat ini belum diketahui penyebab autism ini secara pasti,menjadikan pendekatan terhadap anak autism ini menjadi sangat bervariasi dan individual. Khususnya untuk masalah gangguan makan, biasanya seorang dokter akan melihat apa dulu yang menyebabkan gangguan makannya ini. Seperti contoh; ketika seorang anak dengan autism ini saat makan tidak bisa diam, atau tidak bisa duduk diam. Dalam kondisi semacam ini, selain sebelumnya sudah dilakukan terapi perilaku, oleh dokter atau tenaga medis, bisa juga diberikan fermakoterapi, dengan pemberian obat yang memberikan efek menenangkan, seperti pada kasus autism yang hiperaktif, sehingga dengan pemberian obat, maka anak akan diam, dan anak tersebut bisa berkosentrasi lebih baik.
Masalah pangan pada anak autism mungkin sedikit kompleks. Mereka musti mengurangi diet makanan tertentu, misal diet makanan yang banyak mengandung ragi (yeast), kemudian diet free gluten atau free casein. Intinya menghindari makanan yang banyak mengandung pengawet. Seperti sosis, buah kemasan, kornet,buahan kering atau makanan yang mengandung saos, es krim, keju. Anak dengan autism dianjurkan pula untuk mengasup makanan yang segar dan bebas pengawet.
LAKUKAN DIET
Kebanyakan diagnosis autism didahului adanya gangguan makan. Sering anak dengan gangguan makan, dibawa ke dokter, setelah didiagnosis ternyata anak ini mengalami autism. Anak-anak autism biasanya tidak begitu menyukai tekstur atau bau-bau makanan tertentu. Hanya menuntut jenis makanan yang terbatas, dan menolak untuk mengkonsumsi makanan baru. Dengan melakukan diet free gluten, free casein, dan free yeast itu akan menurunkan gejala autistik pada penderita. Dalam sebuah penelitian menunjukan bahwa diet casein, glutain dan yeas itu secara signifikan penderita menunjukan perbaikan perilaku yang lebih baik.
Yang perlu dipikirkan pada anak autism itu, adalah mencari makanan pengganti beras. Pasalnya beras bersifat hipoalergenik. Sebab itu, berikan santapan pengganti seperti ubi, jagung. Tambahkan dengan daging atau ikan, tapi harus yang masih segar. Kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hijau juga baik. Jika memang diperlukan, bisa diberikan sayuran organik bebas peptisida. Bisa juga sayuran biasa tetapi cuci dengan bersih dan baik, sehingga peptisidanya hilang. Intinya anak dengan autism ini tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dalam bentuk kemasan, atau kaleng, karena banyak mengandung pengawet.
Dalam penelitian dikatakan bahwa sebagian besar anak dengan autism ini dalam tubuhnya mengandung atau keracunan logam berat, seperti: plumbum, mercury, dan logam berat lainnya. Ini terlihat dalam sebuah uji sampel darah dan sampel rambut penderita autism. Mungkin juga keracunan mercury itu saat anak masih dalam kandungan karena konsumsi makanan ibunya.
Dugaan itu mungkin saja benar, karena sampai saat ini, penyebab autism ini belum bisa dipastikan, tidak seperti kondisi penyakit lain pada anak seperti, penyakit infeksi: typus, cacar. Sebab itu, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menghindari makanan yang banyak mengandung pengawet, atau ikan laut yang berlebihan karena kemungkinan mengandung logam berat.
PERAN ORANGTUA
Meskipun anak autis memerlukan diet khusus, sebagai orangtua, tidak disarankan untuk terlalu keras dalam mengatur diet makanan. Diet ketat mengakibatkan kekurangan zat gizi. Kondisi ini bisa disiasati dengan membuat komposisi gizi sehat seimbang dari makanan segar, dan bentuk penyajian yang lebih variatif sehingga menimbulkan ketertarikan pada anak autism.
Meskipun anak autis memerlukan diet khusus, sebagai orangtua, tidak disarankan untuk terlalu keras dalam mengatur diet makanan. Diet ketat mengakibatkan kekurangan zat gizi. Kondisi ini bisa disiasati dengan membuat komposisi gizi sehat seimbang dari makanan segar, dan bentuk penyajian yang lebih variatif sehingga menimbulkan ketertarikan pada anak autism.
Penampilan yang menarik, bentuk atau warna serta penggunaan alat makan yang menarik, sangat disarankan. Karena dengan menarik perhatian anak, ia cenderung memiliki keinginan untuk mencoba. Sumplemen makanan, penting bagi anak autism, terutama yang memilki sifat antioksidan. Dengan tujuan untuk menjaga kondisi tubuh anak, karena anak autism ini gampang terkena penyakit tertentu seperti diare, dan ISK (Infeksi Saluran Kemih). Namun tetap lebih baik jika diambil dari sumber makanan alami. Sekaligus sebagai terapi pada anak untuk belajar mengunyah, dan memberikan ketajaman pada indra perasa.
Sumber
1. http://libraryvirtual.com/precepts-for-autistic-children/
No comments :
Post a Comment