Kehidupan modern dan perkembangan teknologi yang semakin pesat mengarahkan masyarakat masa kini untuk bergaya hidup instan dan pola makan yang tinggi lemak. Sayuran dan buah-buahan yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk memiliki tubuh sehat sering dilupakan karena rasanya kurang enak. Seseorang cenderung memilih makan berlemak dan siap saji yang menggugah selera untuk memenuhi kebutuhan makan setiap harinya.
Alhasil problematika saat ini kolesterol tinggi tidak hanya terjadi pada usia dewasa, tapi bisa dialami oleh anak-anak. Tingginya kadar kolesterol pada anak-anak dapat menimbulkan terjadinya penyakit jantung dan stroke setelah mereka dewasa. Berdasarkan penelitian Bogalusa Heart Study dan PDAY research group, proses plak (penimbunan lemak) dalam pembuluh darah (aterosklerosis) telah dimulai sejak masa anak-anak. Anak-anak dapat mengalami kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) apabila mengonsumsi makanan lemak jenuh tinggi. Hal ini terutama terjadi pada anak yang kegemukan (obesitas). Selain itu anak bisa terkena kolesterol tinggi apabila orangtuanya mempunyai riwayat kolesterol tinggi dan riwayat pernah menderita penyakit jantung koroner atau stroke.
Masyarakat umumnya masih menilai kolesteol sebagai sesuatu yang jahat. Hal itu tak seluruhnya benar, karena kadar kolesterol sendiri ada jenis-jenisnya. Ini diantaranya:
a. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang merupakan kolesterol baik karena kemampuannya untuk membersihkan pembuluh darah arteri karena HDL merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan lemak jenuh.
b. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang biasa dikenal sebagai lemak jenuh / kolesterol jahat yang membuat endapan dan plak yang menyumbat pembuluh darah arteri. Lemak jenis ini biasanya bersumber pada makanan hewani dan produk-produk makanan olahan, seperti daging, produk susu, kripik dan junkfood.
Memang tidak semua kolesterol buruk untuk tubuh. Pada anak-anak, kolesterol berperan penting untuk melindungi saraf,membangun jaringan sel, serta memproduksi beberapa jenis hormon tertentu. Tapi jangan terlena dulu, pasalnya, kolesterol bisa berbalik menyerang yang nantinya akan berefek buruk bagi kesehatan sikecil.
Kolesterol berubah menjadi jahat jika kadarnya dalam tubuh melebihi normal. Kelebihan kolesterol akan disimpan dan menempel dibuluh darah hingga menimbulkan pengapuran (aterosklerosis). Akibatnya aliran darah yang melewati pembuluh darah menjadi tidak lancar, oksigen yang dibawa darah untuk mensuplai jantung otomatis menjadi lebih sedikit. Inilah cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Karena itulah, orangtua harus mulai waspada dengan mengurangi konsumsi lemak dan kolesterol ketika anak-anak mereka berusia dua tahun. Berikut ini adalah anjuran dari program Nasional Pendidikan Kolesterol di Amerika tentang kadar kolesterol yang dianjurkan pada anak-anak:
anak bisa saja memiliki kolesterol tinggi dalam darahnya untuk berbagai alasan. Misalnya saja karena obesitas, asupan makanan yang tidak tepat, aktifitas fisik yang kurang dan riwayat keturunan kolesterol tinggi. Untuk mengetahui tinggi tidaknya kadar kolesterol pada anak diperlukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan kolesterol pada anak ini disarankan dr. Ibrahim pada anak dari kelompok berikut:
1. Anak – anak yang obesitas (kegemukan)
2. Salah satu orangtuanya menderita kolesterol tinggi > 240 mg/dl.
3. Anak dari orang tua atau kakek nenek yang pernah mengalami serangan jantung atau telah didiagnosa dengan sumbatan arteri atau gangguan yang mempengaruhi pembuluh darah seperti stroke diusia 55 tahun atau lebih dini pada pria atau 65 tahun atau lebih dini pada perempuan.
AJARI GAYA HIDUP SEHAT
Efek negatif kolesterol tinggi mungkin tidak akan terasa sekarang. Namun jika dibiarkan, mereka cenderung menderita permasalahan kesehatan seperti penyakit jantung atau stroke saat mereka dewasa. Sebab itu, diperlukannya mencegah anak dari ancaman kolesterol tinggi. Orangtua bisa mengawalinya dengan mengajarkan kebiasaan sehat pada anak, seperti makan dengan benar dan olahraga teratur.
Efek negatif kolesterol tinggi mungkin tidak akan terasa sekarang. Namun jika dibiarkan, mereka cenderung menderita permasalahan kesehatan seperti penyakit jantung atau stroke saat mereka dewasa. Sebab itu, diperlukannya mencegah anak dari ancaman kolesterol tinggi. Orangtua bisa mengawalinya dengan mengajarkan kebiasaan sehat pada anak, seperti makan dengan benar dan olahraga teratur.
Orangtua juga mesti cermat dalam mengawasi dan membimbing anak agar tidak berlebihan konsumsi makanan tinggi lemak. Konsumsi lemak dalam sehari tidak boleh melebihi 35% dari total kebutuhan kalori harian dan agar bermanfaat, lemak yang dikonsumsi harus lemak baik (lemak tidak jenuh).
Bila kolesterol sudah terlanjur tinggi, anak perlu mendapatkan penanganan dari dokter. Dokter umumnya akan memberikan pengobatan medis maupun non medis. Berikut diantaranya:
1. Dianjurkan berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kadar HDL dan trigliserida.
2. Jalani hidup sehat dengan diet rendah lemak jenuh dan kolesterol.
3. Banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks, buah dan sayur-sayuran serta hindari junk food.
4. Konsumsi makanan berserat untuk mengurangi penyerapan lemak diusus halus, sehingga memicu terjadinya penurunan kadar lemak dalam darah.
5. Mengonsumsi minyak ikan yang mengandung asam lemak omega 3 dalambeberapa kasus dapat menrunkan kadar kolesterol darah.
6. Jika ada riwayat hiperlipidemia dalam keluarga, disarankan periksa kolesterol darah secara berkala minimal dua kali setiap semester atau (2 kali dalam 6 bulan). Hal ini untuk menghindari berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.
7. Bila terapi non farmakologis telah dilakukan selama 3-6 bulan tetapi kadar lemak belum normal, sebaiknya dikonsultasikan dengan sebelum meminum obat antihiperlipidemia.
1. Dianjurkan berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kadar HDL dan trigliserida.
2. Jalani hidup sehat dengan diet rendah lemak jenuh dan kolesterol.
3. Banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks, buah dan sayur-sayuran serta hindari junk food.
4. Konsumsi makanan berserat untuk mengurangi penyerapan lemak diusus halus, sehingga memicu terjadinya penurunan kadar lemak dalam darah.
5. Mengonsumsi minyak ikan yang mengandung asam lemak omega 3 dalambeberapa kasus dapat menrunkan kadar kolesterol darah.
6. Jika ada riwayat hiperlipidemia dalam keluarga, disarankan periksa kolesterol darah secara berkala minimal dua kali setiap semester atau (2 kali dalam 6 bulan). Hal ini untuk menghindari berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.
7. Bila terapi non farmakologis telah dilakukan selama 3-6 bulan tetapi kadar lemak belum normal, sebaiknya dikonsultasikan dengan sebelum meminum obat antihiperlipidemia.
memang gan pada umumnya kolesterol tidak baik buat kesehatan tubuh kita jadi wajar saja kalau masyarakat beranggapan semua jenis koleterol itu jahat
ReplyDelete