Moon Face |
Beberapa bulan lalu, suara Bagong menjadi parau dan menghilang. Selain itu, nyeri di tenggorokan, batuk dan pilek menyiksa siang malam. Saat berobat ke dokter, Bagong mendapat antibiotik dan "obat dewa" yang secara ajaib mengembalikan suaranya dan menyembuhkan dalam waktu dua hari. Karena itu, saat terserang kembali atau setiap mempunyai keluhan yang sama, Bagong membeli kedua obat tersebut langsung ke Apotek tanpa konsultasi dengan dokter. Hasilnya, ada masalah tambahan yaitu muncul jerawat dan wajah bengkak. Kini Bagong harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk menyembuhkan masalah tambahan tersebut. Pernahkah anda mengalami hal yang sama? Jangan sembarang minum "obat dewa". Mari simak dulu apa itu obat dewa.
Yang dimaksud "obat dewa" ini adalah obat golongan kortikosteroid, ciri nama obat generiknya menggunakan akhiran "son" dan "lon", misal Prednison, Dexamethason, Metilprednisolon, Hidrokortison, triamcinonolon. Kortikosteroid sendiri adalah jenis hormon yang dihasilkan secara alami oleh manusia. Kegunaan utamanya adalah untuk mengatasi kekurangan hormon steroid pada orang yang produksi alami steroidnya kurang. Meski demikian, sifat alaminya yang menekan sistem kekebalan tubuh membuat obat dewa lebih banyak digunakan pada penyakit-penyakit radang, alergi, dan penyakit kulit.
Salah satu Obat Dewa, Prednison |
Sayangnya , banyak orang yang mengira Obat Dewa hanyalah obat biasa yang bisa diminum tanpa resep dokter. hal ini sangat berbahaya karena sebagai obat yang memengaruhi hormon, obat dewa tidak hanya dapat menimbulkan efek samping jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Ada beberapa efek samping yang dapat langsung terlihat pada saat mulai mengonsumsi Obat Dewa. Salah satu yang tersering adalah gangguan dan pendarahan pada lambung atau saluran pencernaan lainnya. Konsumsi obat dewa juga dapat memengaruhi kerja hormon steroid alami di dalam tubuh. Akibatnya dapat terjadi gangguan siklus tidur, produksi keringat berlebih hingga timbul jerawat.
Penggunaan obat dewa yang kurang tepat, berlebihan, atau terlalu lama dapat menyebabkan tubuh lebih rentan terkena penyakit infeksi. Bukan hanya flu atau infeksi saluran kemih, infeksi lama juga dapat kambuh kembali. Sebut saja TBC, infeksi jamur, cacing pita atau herpes. Penurunan sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan gejala infeksi menjadi samar atau menjadi tidak jelas. Sering hanya berupa demam tanpa diketahui penyebabnya. beberapa pengguna obat kortikosteroid jangka panjang juga mengalami sejenis kanker yang disebut Sarcoma Kaposi.
Memang, efek samping yang dicetuskan oleh penggunaan obat kortikosteroid tidak selalu berat. Gejala-gejala ringan seperti nyeri kepala, pusing, sulit tidur, perubahan mood dan kepribadian, kelelahan, penurunan hasrat seksual, serta gangguan haid dapat terjadi. Secara fisik, pemggunaan obat dewa jangka panjang dapat menyebabkan perubahan bentuk wajah menjadi bulat (moon face) dan meningkatkan risiko terjadinya pengeroposan tulang.
Pada anak-anak, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tidak jarang anak yang menderita asma memiliki tubuh yang pendek akibat penggunaan akibat penggunaan obat kortikosteroid untuk mengendalikan serangan asmanya. Pada kasus seperti ini, dokter perlu memeriksa pertumbuhan dan tinggi anak secara berkala. Satu hal lagi yang perlu diingat, penggunaan obat dewa jangka panjang dapat menyebabkan tubuh lebih rentan saat mendapat tekanan. Misalnya saat menghadapi tindakan bedah, penyakit atau cidera serius, atau hanya mencabut gigi sekalipun.
Waspada Saat Konsumsi
Pada penderita Diabetes, Obat Dewa perlu diberikan secara hati-hati karena dapat menyebabkan peningkatan gula darah. Sedangkan pada penderita darah tinggi atau hipertensi, tekanan darah mungkin dapat meningkat dengan pemberian obat dewa, Meski jarang, Obat Dewa bisa mencetuskan timbulnya reaksi alergi pada orang yang sensitif terhadapnya, meskipun Obat Dewa justru berperan sebagai obat penekan reaksi alergi.
Karena dapat memengaruhi kekebalan tubuh, penggunaan Obat Dewa perlu dipikir ulang jika memiliki riwayat infeksi jamur misal Panu, atau TBC, atau pula Herpes karena dapat menyebabkan kekambuhan. Demikian juga jika ada riwayat penyakit jantung, diabetes (kencing manis), hipertensi, gangguan tiroid, osteoporosis, gangguan jiwa, perdarahan, gangguan lambung dan lain sebagainya.
Bagaimana jika dalam keadaan hamil? Obat Dewa ini sebaiknya hanya digunakan jika memang benar-benar diperlukan. Meski jarang, golongan obat ini dapat mencetuskan timbulnya kelainan bawaan pada janin. Obat Dewa juga dapat ikut dikeluarkan di dalam ASI, tetapi kadarnya sangat kecil dan umumnya tidak berbahaya bagi bayi.
Tidak Boleh Dihentikan Secara Mendadak
Meski punya efek samping segudang, Obat dewa tetap merupakan elemen kunci pada pengobatan sejumlah penyakit kronik. Penggunaan obat golongan kortikosteroid in pada kasus ini umumnya bermanfaat untuk mengendalikan penyakit dan mencegah kekambuhan, bukan untuk menyembuhkan. Penggunaan jangka panjang hanya boleh dilakukan atas anjuran dokter dengan pengawasan ketat dan tidak boleh dihentikan secara mendadak tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. Mengapa?
Tubuh kita sangat pintar. Agar jumlah hormon steroid tidak berlebihan selama meminum obat ini, tubuh akan mengurangi produksi hormon steroid alami. Jika dihentikan mendadak, tubuh akan kewalahan untuk mempertahankan fungsi dengan normal. Akibatnya timbul kelelahan, tubuh secara lemah, gerak menajdi lambat, penurunan berat badan, kulit menajdi pucat, timbul sariawan, neri kepala, pusing. Jika memang tidak diperlukan lagi, Dokter akan menurunkan dosisnya secara bertahap (tappering off).
wah bahaya gitu memangnya d botolnya tidak tercantum peringatan harus dengan resep dokter ya
ReplyDelete