expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Pemeriksaan Kesehatan untuk yang Mandul

         Sudah lama menikah, namun tangisan bayi belum jua hadir di tengah keluarga. Tak sedikit pasangan yang tetap kompak konsultasi ke sana kesini, namun lebih banyak yang pasrah dan putus setelah melakoni berbagai usaha tapi hasilnya tetap nol. Coba cek sejauh mana informasi serta usaha yang dilakoni, sudah tepat atau belum. Karena selalu ada harapan di setiap permasalahan infertilitas. Untuk membangkitkan asa Anda lagi, simak beberapa info penting tentang bagaimana teknologi- teknologi berikut bisa mewujudkan harapan anda memiliki anak.   
   DATA WHO tahun 2010 mencatat, sedikitnya 25% pasutri (pasangan suami istri) tidak memiliki keturunan dalam kurun waktu setahun setelah menikah karena infertilitas (kemandulan). Perdefinisi yang dimaksud dengan infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil pada pasangan suami istri setelah sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual, setidaknya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi.
        Infertilitas bisa dibagi menjadi dua kelompok besar,yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Dikatakan mengalami infertilitas primer, jika istri belum pernah mengalami kehamilan walau bersengama tanpa kontrasepsi dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan. Dikatakan mengalami infertilitas sekunder, jika istri pernah mengalami kehamilan, tapi tidak bisa mengalami kehamilan berikutnya walaupun bersengama tanpa usaha kontrasepsi dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
        Jika didasarkan pada faktor penyebab infertilitasnya, bisa dibagi menjadi tiga kelompok,yaitu : Infertilitas terkait masalah pada wanita, terkait masalah pada pria dan kombinasi dari keduanya. Pada pria, umumnya disebabkan oleh dua faktor yaitu: faktor spermatozoa dan non-spermatozoa. Pada kasus yang disebabkan oleh spermatozoa, dapat diakibatkan karena adanya varikokel, penyebab idiopatik, kelainan genetik, sumbatan saluran spermatozoa, kelainan bawaan lahir, infeksi menukar seksual dan gangguan hormon. Faktor non-spermatozoa dipengaruhi pada beberapa kondisi,di antaranya : kelainan seksual (libido yang rendah, disfungsi ereksi, kelainan bentuk anatomi penis yang kemu¬dian mempengaruhi kualitas, bahkan tidak bisa melakukan senggama).
        Menurut Dr. Ponco Birowo, SpU, dalam penelitian yang dilakukannya bersama Dr. Doddy Hami Seno pada sekitar 237 pria tidak subur (infertile) dengan usia rata-rata 35 tahun, teridentifikasi sebanyak 89.4% kasus infertilitas primer. Sebanyak 41,4% kasus azoospermia dan 48,1% kasus varikokel. Faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, berendam di air juga merupakan penyebab terjadinya infertilitas pada pria.

Diagnosis
        Diagnosis yang tepat pada pasien dengan infertilitas, penting dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang sesungguhnya menjadi penyebab. Melakukan wawancara dengan pasien untuk mencari penyebab infertilitas, seperti gaya hidup yang kurang sehat atau faktor lain, merupakan suatu hal yang penting. Skrining awal pada pria dengan dugaan infertilitas, minimal harus meliputi : riwayat reproduksi dan pemeriksaan analisis semen sebanyak dua kali. Pemeriksaan menyeluruh harus dilakukan, jika ditemukan kelainan pada riwayat reproduksi atau analisis semen yang tidak normal. Pemeriksaan menyeluruh yang dimaksud meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, pasien sering ditemukan kasus tertentu, misalnya testis dengan ukuran yang kecil, atau bahkan tidak memiliki testis sama sekali dalam kantung skrotum.
        Sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk analisa semen, dokter menginstruksikan pasien untuk abstinensi 2-3 hari, cairan semen dapat dikumpulkan dengan masturbasi atau dengan senggama dengan kondom khusus pengumpul semen. Pengumpulan dapat dilakukan di rumah atau di laboratorium, dan spesimen harus berada dalam suhu ruangan atau suhu tubuh, dan diperiksa satu jam setelah pengeluaran semen. Analisa semen ini yang kemudian akan memberikan informasi mengenai volume semen, konsentrasi sperma, motilitas sperma dan morfologi sperma.
        Untuk meyakinkan diagnosis atau untuk mengetahui etiologi pasti infertilitas pada pria,dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang lain, seperti melakukan analisis semen tambahan, pemeriksaan endokrine, melakukan ultrasonografi, test seperma dan semen khusus maupun skrining genetik.
       Kelainan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis, juga bisa menjadi penyebab infertilitas pada pria. Sehingga, pemeriksaan hormon harus dilakukan jika ditemukan beberapa kondisi, seperti analisis semen abnormal, terutama jika ditemukan konsentrasi sperma kurang dari 5 juta/ml, terjadi gangguan fungsi seksual atau jika terjadi dugaan kelainan endokrinopati.
       Dokter juga harus mencari tanda seks sekunder, sehingga mampu menggambarkan secara kasar keadaan hormone seks sekunder. Selain itu, perlu diperiksa apakah pasien memiliki tanda-tanda varikokel, atau kondisi lain yang diketahui merupakan penyebab terjadinya infertilitas pada pria.

       Sudah lama menikah, namun tangisan bayi belum jua hadir di tengah keluarga. Tak sedikit pasangan yang tetap kompak konsultasi ke sana kesini, namun lebih banyak yang pasrah dan putus setelah melakoni berbagai usaha tapi hasilnya tetap nol. Coba cek sejauh mana informasi serta usaha yang dilakoni, sudah tepat atau belum. Karena selalu ada harapan di setiap permasalahan infertilitas. Untuk membangkitkan asa Anda lagi, simak beberapa info penting tentang bagaimana teknologi- teknologi berikut bisa mewujudkan harapan anda memiliki anak.

AZOOSPERMIA
       Azoospermia merupakan kelainan yang menimbulkan masalah pada kesuburan pria.Tidak ditemukan adanya spermatozoa pada semen pasien bisa akibat sumbatan saluran reproduksi atau karena kegagalan testis dalam memroduksi spermatozoa. Secara garis besar, azoospermia dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu azoospermia obstruktif dan azoospermia non obstruktif.
        Azoospermia obstruktif dapat disebabkan tidak adanya saluran atau karena riwayat vasektomi, serta riwayat operasi di bagian lipat paha. Bisa pula karena infeksi. Azoospermia non obstruktif umumnya akibat kerusakan testis, baik karena kelainan bawaan, riwayat pengobatan kanker atau infeksi.
Ketika pasien datang dengan kriteria azoospermia, sebelum dilakukan operasi dokter bisa memperkirakan penyebab azoospermia, apakah karena sumbatan atau non sumbatan. Pada pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan penilaian pada kondisi testis, epididimis, vas deferens dan ada tidaknya varikokel. Selanjutnya bisa dilakukan pemeriksaan hormon untuk mengetahui kadar FSH, testosterone dan LH. Serta dilakukan pemeriksaan USG.
      Jika diketahui pasien memiliki testis kecil,terdapat saluran saat dilakukan perabaan, dan gangguan hormonal,sementara hasil pemeriksaan USG menunjukan kondisi normal atau kecil, biasanya ini merupakan kriteria azoospermia non obstruktif. Sementara jika pasien memiliki testis relative normal, dan hasil pemeriksaan USG diketahui pelebaran epididimis, biasanya disebabkan azoospermia obstruktif. Selanjutnya harus dipastikan dengan operasi.
       Terdapat beberapa modalitas terapi pada kasus azoospermia. Pada pasien dengan riwayat vasektomi, pilihan terapi bisa langsung melakukan bayi tabung,atau dengan pembuahan alami,di mana lebih dulu dilakukan penyambungan saluran spermatozoa. Dengan metode ini, pasangan suami-istri memiliki angka keberhasilan hamil 20-40%. Angka keberhasilan penyambungannya, jika pasien kurang dari 3 tahun vasektomi,adalah 97% dengan angka untuk bisa hamil 76%. Sementara angka patensi paska vasektomi yang sudah mencapai 15 tahun 71%, dengan angka kehamilan 30%. Untuk Jakarta, angka keberhasilan penyambungan bisa mencapai 90- 100%.

Pengambilan Sampel Spermatozoa
       Jika penyebabnya adalah azoospermia obstruktif, pengambilan sperma bisa dilakukan di epididimis dengan metode (MESA, PESA) atau di testisnya dengan metode (TESA, TESE).
1.    PESA (Percutaneous Epididymal Sperm Aspiration) merupakan tindakan yang cukup ringan untuk dilakukan. Prinsip dasarnya untuk mengambil spermatozoa di daerah epididimis. Prosedur ini tidak menimbulkan luka. Untuk prosedur ini biasanya dokter memberikan bius umum. Namun, dari beberapa literatur yang ada, tindakan ini bisa dilakukan dengan bius local. Alasannya, testis merupakan daerah yang sensitif. Perlu kehati-hatian dalam melakukan prosedur ini.Testis harus dipegang dengan benar, jangan sampai bergoyang ka¬rena jarum bisa mengenai daerah testis yang lain. Dengan bius umum, nyeri pada pasien bisa dikurangi.
2.    MESA (Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration). Dokter melakukan sayatan kecil di daerah zakar sampai daerah epididimis(mikroskop). Lebih memilih mengambil cairan di epididimis karena umumnya lebih matang, dan lebih baik kualitasnya.
3.    TESA (Testicular Sperm Aspiration). Metode ini tidak menyebabkan luka, karena tidak memerlukan insisi. Dokter dapat langsung mengambilnya dari testis. Namun dengan hasil yang kurang baik karena kemungkinan mendapatkan sperma hanya 27%.
4.    TESE (Testicular Sperm Extraction). Prosedur ini memerlukan sayatan pada testis.Tujuannya mengambil jaringan testis menggunakan mikroskop. Keberhasilan mendapatkan sperma ini 75%. Jika prose¬dur ini dilakukan menggunakan teknik mikro, jaringan yang diambil relatif lebih sedikit. Dengan teknik mikro, dokter bisa memilih jaringan atau tubulus mana yang sehat dan mana yang tidak sehat.

       Pada kasus azoospermia non obstruktif, bisa juga dilakukan dengan teknik Open Testicular Sperm Extraction, bertujuan untuk mengambil sperma dengan metode terbuka. Dengan berbagai metode pengambilan di atas, selanjutnya dokter dapat menentukan metode apa yang dapat dilakukan untuk pembuahan. Bisa dengan Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) atau In Vitro Fertilization (IVF).
      Sampai saat ini, PESA merupakan metode pengambilan sperma untuk pasien azoospermia dengan komplikasi rendah dan outcome yang baik. Perlu diketahui, dengan teknologi yang berkembang saat ini, sebuah spermatozoa bisa menjadi harapan untuk mendapat keturunan.

5 comments :

  1. ya mudah-mudahan saya aman-aman saja
    tapi ini informasi yg sangat bermanfaat sob

    ReplyDelete
  2. informasi yang lengkap sobat, buat referensi kesehatan, thanks udah berbagi

    ReplyDelete
  3. Info yang sangat bermanfaat.
    Mohon saran pemberian vitamin atau obat untuk meningkatkan kesuburan bagi pria.

    Ditunggu pencerahannya.
    THANKS

    http://dewabumitercinta.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. Cakep ini artikelnya, sangat bermanfaat sekali utk pasutri yg blm memiliki anak, semoga artikel ini menjadi penilaian obyektif buat pasutri yg blm dititipin momongan agar tdk saling menyalahkan...akan lebih baik jika cek masing" lebih obyektif dan otentik...selebihnya kebesaran hati untuk menerima segala kekurangan...joss bang admin...

    ReplyDelete
  5. terima kasih infonya....klo setelah periksa + program hamil, junior belum hadir, suami istri tetap saling mendukung dan tetap berusaha..

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...