expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Guna Mengunyah Permen Saat Terbang

Mengunyah Permen Saat terbang
BAGI Anda yang sering bepergian menggunakan pesawat,Anda mungkin tak aneh lagi dengan adanya suguhan permen dari pramugari. Boleh jadi bagi para penumpang yang sebagian besar adalah orang awam dalam masalah penerbangan menganggap bahwa pemberian permen di pesawat adalah sekedar basa-basi atau embel-embel seperti halnya makanan pembuka atau servis tip. Sangat sedikit yang menyadari pentingnya permen bagi keselamatan dan kenyamanan penumpang selama perjalanan. Sayangnya, suguhan permen mulai dihilangkan oleh beberapa maskapai penerbangan.

Peran Permen
     Sungguhnya “kehadiran” permen bukan tanpa alasan. Anda mungkin kerap mengabaikannya dengan alasan bisa bikin gigi berlubang, gula darah naik dll, namun dalam pesawat terbang, mengabaikannya justru membuat Anda menderita. Masalahnya adalah bahwa penumpang tak menyadari, tak mengerti,, atau bahkan tak peduli akan pentingnya permen ini. Hal tersebut tampak jelas, karena sebagian penumpang langsung mengulum permen tersebut sementara pesawat belum lagi beranjak, sedangkan sebagian yang lain malah ada yang mengantonginya atau memberikannya kepada anak-anak.Biasanya tindakan seperti menguap, menelan atau mengunyah permen dapat mencegah atau memperingan akibat airplane ear.

Mengunyah permen bisa mengurangi tekanan pada rongga telinga sehingga bisa menghindari rasa sakit pada saat terbang.
 

TEKANAN PADA GENDANG TELINGA
         Airplane ear adalah gangguan pendengaran yang terjadi akibat adanya penarikan atau tekanan pada gendang telinga akibat perbedaan tekanan udara antara ruang di balik gendang telinga (ruang telinga tengah) dengan atmosfer di luar tubuh. Idealnya, perbedaan tekanan yang terjadi ini akan disamakan kembali oleh Tuba Eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang hidung (nasofaring). Namun adanya perubahan tekanan yang cepat terhadap perubahan tingkat ketinggian udara saat pesawat tinggal landas dan mendarat, kadang tidak diikuti reaksi cepat Tuba Eustachius terhadap perubahan tekanan tersebut. Akibatnya, terjadilah airplane ear atau disebut juga dengan istilah barotrauma, barotitis media atau aerotitis media. Perubahan tekanan udara yang bermakna dengan cepat, misalnya dalam penerbangan atau penyelaman.
 

Faktor Risiko
       Setiap orang bisa mengalami airplane ear. Utamanya bagi mereka yang menjalani aktivitas di tempat yang mengalami perubahan tekana lingkungan yang cepat, seperti dalam penerbangan,menyelam, di dalam ruang hiperbarik (tekanan tinggi), berada dekat dengan suatu ledakan keras, menaiki elevator di gedung tinggi atau berkendaraan di daerah pegunungan. Risiko ini akan meningkat bila disertai adanya tuba Eustachius yang sempit (bayi dan anak-anak), influenza, infeksi sinus, rhinitis alergi (pilek alergi) dan infeksi tenggorok.

       Keluhan bisa terjadi pada salah satu atau kedua telinga. Gangguan ditandai dengan adanya rasa tidak nyaman di telinga. Pada bayi, umumnya ditandai dengan bayi yang terus rewel dan menangis.Tanda dan gejalanya antara lain: rasa tidak nyaman di telinga, nyeri telinga ringan sampai berat atau telinga teras penuh, pendengaran bergemuruh atau berdenging (tinitus), pendengaran berkurang ringan sampai berat, perdarahan telinga, dapat disertai vertigo dan mual,.

       Gangguan pendengaran akibat airplane ear umumnya hanya bersifat sementara. Airplane ear tidak berbahaya dan bisa membaik sendirinya dengan menelan atau mengunyah permen karet.

       Tindakan menelan dan menguap akan membuka saluran tuba Eustachius dan menyeimbangkan kembali kondisi tekanan di dalam gendang telinga dengan tekanan lingkungan, sehingga keluhan airplane ear menghilang. Pada anak-anak,gangguan pendengaran akibat airplane ear bisa diatasi dengan cara menyusuinya. Mengunyah permen, menyusui bayi, menguap akan mengaktifkan otot yang membuka tuba Eustachius, sehingga keseimbangan tekanan di telinga tengah dan telinga luar kembali sama.


Pecahnya Gendang Telinga
         Pada kondisi tertentu, tindakan menelan dan menguap tidak cukup mempan mengatasi keluhan di telinga. Hal ini terjadi akibat tuba Eusthacius tertutup atau terbatas fungsinya karena beberapa hal, seperti tuba Eustachius yang sempit yang umumnya pada bayi dan anak-anak, influenza (common cold), infeksi sinus (sinusitis), rinitis alergi (pilek alergi) dan infeksi tenggorokan. “Jika sedang pilek,infeksi sinus, atau infeksi telinga lebih baik revisi rencana perjalana Anda, apalagi jika baru menjalani operasi telinga. Bicarakan dengan dokter kapan sebaiknya melakukan perjalanan.”

        Peringatan di atas sangat penting untuk diperhatikan mengingat efeknya yang tidak ringan lagi. Fungsi tuba Eustachius yang terganggu mengakibatkan tekanan di telinga tengah tidak berhasil disamakan dengan tekanan di luar tubuh. Udara yang terperangkap di telinga tengah akan terabsorbsi dan menimbulkan efek vakum, sehingga gendang telinga meregang dan tertarik ke dalam.

    Hal ini akan mengganggu proses vibrasi gendang telinga sehingga pendengaran terganggu, telinga terasa penuh dan terhalang. Tarikan gendang telinga ini menyebabkan rasa nyeri>

    Jika tuba Eustachius masih terus tertutup, kondisi tersebut akan menyebabkan keluarnya cairan dari mucosa telinga tengah, yang mengisi ruang di telinga tengah sebagai usaha tubuh mengurangi efek vacum yang terjadi. Akibatnya terdapat cairan di balik gendang telinga (otitis serosa atau aerotitis) yang bisa berlanjut pada menurunnya pendengaran atu vertigo (pusing berputar). Bahkan juga bisa menyebabkan pecahnya gendang telinga.

    Bila keluhan menetap dalam beberapa jam setelah penerbangan, terdapat perdarahan telinga, demam atau nyeri telinga yang hebat,sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan.
 

LANGKAH PENCEGAHAN
1.   Lakukan kegiatan menelan atau menguap selama lepas landas dan mendarat. Menelan dan menguap akan mengaktifkan otot yang membuka tuba Eustachius. Mengunyah permen atau permen karet akan membantu proses menelan. Sementara menyusui bayi saat lepas landas dan mendarat akan mencegah airplane ear pada bayi.

2.   Gunakan maneuver Valsava selama mendarat jika menguap dan menelan tidak efektif. Manuver Valsava adalah tindakan memencet hidung dengan jari, bibir rapat menutup mulut, kemudian secara perlahan menghembuskan nafas di hidung beberapa kali diulang. Namun maneuver ini tidak disarankan bila terdapat peradangan di saluran napas atas.

3.   Hindari tidur ketika lepas landas dan mendarat sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan di atas.

4.    Bila memungkinkan, hindari melakukan penerbangan saat ada infeksi saluran pernapasan atas seperti: influenza,sinusitis,, dan hidung tersumbat. Bila baru menjalani operasi telinga, diskusikan dahulu dengan dokter untuk menentukan waktu yang aman untuk bepergian dengan pesawat.

5.    Bila hidung tersumbat saat akan melakukan penerbangan,gunakan obat dekongestan topikal (semprot hidung dengongestan) 30 menit sampai 1 jam sebelum lepas landas dan mendarat. Hindari penggunaan dengongestan topikal berlebihan,karena berisiko meningkatkan sumbatan hidung. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

6.    Minum obat dengongestan (obat pilek) dapat pula membantu mencegah airplane ear dalam kondisi pilek. Minum 30 menit sampai 1 jam sebelum lepas landas. Namun,bila terdapat penyakit jantung, hipertensi, gangguan ritme jantung, hipertiroid, wanita hamil maka hindari penggunaan obat pilek yang mengandung pseudoefedrin/efedrin. Konsultasikan dahulu dengan dokter.

7.    Bila terdapat kondisi pilek alergi,obat alergi digunakan sekitar 1 jam sebelum penerbangan.

3 comments :

  1. sy pernah naik pesawat kok tdk disuguhi permen karet yah ... :D

    bgus juga saran2nya diatas .... mkash sdh share ... :)

    ReplyDelete
  2. Saya pernah ngalamin airplane ear, sakitnya... bikin agak panik juga. Mendingan setelah menguap beberapa kali.

    ReplyDelete
  3. pernah naik kapal terbang tapi waktu kecil saja, anyway nice info sharing..
    I didn't know about this :) hahaha XD

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...