expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Melawan Kanker Dengan Radioterapi

radioterapi kanker
      KANKER masih menjadi momok banyak orang. Seringnya masyarakat awam mengaitkan kanker dengan kemoterapi sebagai terapi kanker yang paling populer. Padahal pengobatan kanker tidak hanya itu, ada yang lain misalnya radioterapi.
MENGENAL TERAPI RADIOTERAPI
         Dalam menangani penyakit kanker setidaknya dibutuhkan beberapa modalitas terapi, meliputi terapi radiasi, bedah atau medikamentosa seperti kemoterapi, hormonal atau terapi menggunakan agen biologic. “Ini bisa dilakukan salah satu atau campuran beberapa modalitas terapi.

          Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang tau tentang radioterapi, tidak seperti kemoterapi atu bedah yang sudah akrab dikenal masyarakat. Radioterapi merupakan pengobatan mengandalkan energi radiasi tinggi untuk mengecilkan tumor atau membunuh sel kanker. Radiasi yang digunakan adalah sinar gamma. Sinar gamma dihasilkan oleh mesin yang mengandung zat radioaktif. Mesin tersebut dapat diletakkan di luar tubuh dan akan menembakkan sinar gamma ke arah sel kanker yang dituju. Sinar ini tidak terlihat, tidak berasa atau berwarna jadi kasat mata.

         Tujuan radioterapi, diantaranya kuratif atau penyembuhan. Misalnya pada kanker nasofaring, kanker serviks, kanker payudara, kanker rektum, beberapa jenis kanker kulit, dan beberapa kanker stadium awal. Juga paliatif untuk mengurangi gejala pada kanker stadium lanjut. Tiap tahunnya ada 4.000 kasus kanker baru per 1 juta populasi, 60 % diantaranya membutuhkan radioterapi pada stadium tertentu.

    Saat ini sudah ada teknik tercanggih yang akan meminimalkan kerusakan jaringan sehat, bahkan bentuk dari penyinaran yang dilakukan bisa disesuaikan bentuk tumor, namanya Linear Accelerator (LINAC) Varian Trilogy. LINAC merupakan alat radioterapi dengan daya megavolt yang dapat mengaplikasikan teknik radioterapi modern. Dengan alat ini, seorang onkologi radiasi dapat mengaplikasikan beberapa teknik modern meliputi;
1.    Stereotactic radio surgery (SRS)
      Dengan teknik ini onkologi radiasi secara presisi memfokuskan sinar radiasi terhadap tumor sehingga akan lebih banyak menyelamatkan jaringan sehat. Umumnya untuk tatalaksana malvormasi pembuluh darah otak (AVMs) atau kondisi neurogenik non kanker lain yang tidak memungkinkan dilakukan operasi oleh dokter bedah syaraf. Misalnya pada tumor otak yang berada di belakang kornea mata, ini menjadi sangat sensitif dan berisiko jika dilakukan operasi.
2.    Image-guided radiation therapy (IGRT)
      Penggunaan IGRT dimaksudkan untuk mempermudah terapi kanker dengan tumor dengan pergerakan, seperti pengisian organ atau pergerakan nafas. IGTR merupakan terapi radiasi konformal yang dibantu pencitraan seperti CT,ultrasound atau sinar X yang dilakukan sesaat sebelum radiasi diberikan. Dengan metode ini, dokter lebih mudah meradiasi kanker sekaligus menghindari jaringan sehat. Contohnya kanker paru.
3.    Radiosensitizer
      Beberapa obat kemoterapi dan terapi target dapat menyebabkan sel kanker lebih sensitif terhadap radiasi yang disebut radiosensitizer. Kombinasi radiasi dengan radiosensitizer memungkinkan dokter merusak lebih banyak sel tumor.
4.    Three Dimensional Conformal Radiation Therapy (3D-CRT)
      Bentuk tumor yang beragam baik dari ukuran, bentuk dan lokasi, menjadi tantangan dalam dunia radioterapi. Teknologi 3D-CRT mampu merencanakan teknik pencitraan khusus untuk membentuk representasi 3 dimensi dari tumor dan organ sekitarnya. Onkologis radiasi bisa membentuk radiasi sesuai bentuk dan ukuran tumor  menggunakan multileaf collimators. Keuntungannya, jaringan sekitarnya mendapat dosis radiasi yang kecil sehingga dapat kembali pulih dengan cepat.

       Meja untuk terapi pasien juga dapat distel maju atau mundur, dapat berputar 180 derajat, bahkan dinaik turunkan. Mesin LINAC dapat berputar 360 derajat, untuk mendapatkan posisi penyinaran yang baik. Posisi pasien saat terapi selalu tidur pada meja, kadang ditambah alat bantu seperti masker atau alat penahan agar pasien tidak berubah setiap harinya. Toleransi hanya 2-3 mm, lebih dari itu alat tidak dapat bekerja.

RAWAT JALAN

       Ada beberapa tahap yang harus dilalui pasien dalam menjalani perawatan LINAC. Setelah melalui diagnosis dokter, pasien direncanakan melakukan treatment planning system (TPS). Dalam tahap ini pasien diminta menjalani CTscan atau MRI. Onkologi radiasi akan menentukan target, apa juga yang menjadi organ at risk (organ yang berisiko). Disinilah, menentukan dosis, menentukan bagaimana cara menyinarnya, bagaimana arah sinarnya, dan teknik apa yang akan dipakai atau bahkan alat bantu yang akan dipakai.

        Sebelum terapi radiasi menggunakan LINAC, pasien terlebih dahulu masuk ruang CT simulator. CT simulator ini bertujuan melakukan simulasi penyinaran. Mesin simulator duplikasi LINAC ini akan menentukan posisi pasien, penyinaran, dan alat bantu bila perlu.

          Jika sudah, pasien dioper ke ruang radioterapi. Dalam ruangan terpasang kamera yang dipantau oleh operator atau dokter dari luar ruangan. Bahkan pembuatan ruang radiasi juga khusus, sehingga radiasi tersebut tidak bisa keluar. “Jadi tetap ada tahapan keamanannya, baik untuk operator maupun pasien. Tidak sembarang pasien tidur di LINAC kemudian dipencet tombol start lalu beam on (radiasi menyala). Semuanya ada tahap verifikasinya,” jelasnya.

         Pasien dilakukan penyinaran setiap hari, tanpa harus rawat inap. Jadi konsep terapinya adalah rawat jalan. Paien datang tiap hari pada jam tertentu sesuai perjanjian. Hendaknya dilakukan pada jam yang sama setiap harinya.Jika sebelumnya pasien direncanakan 10 kali sinar, maka dalam 10 hari terapi akan selesai.

            Setelah selesai dengan radioterapi, pasien dikembalikan pada dokter yang merujuk. Dari sini pasien dievaluasi dan diminta melakukan pemeriksaan rutin, bisa 1 minggu sekali, kemudian 2 minggu, hingga 6 bulan sekali dengan tujuan memantau kondisi pasien pasca terapi, agar bisa diketahui apakah terapi berhasil atau gagal.

EFEK SAMPING
         Efek samping yang mungkin timbul dari radioterapi modern adalah kulit kering pada area yang disinar, untuk kasus tumor otak pasien bisa mengalami pitak pada lokasi penyinaran. Bukan seperti kemoterapi yang mengakibatkan rambut rontok secara menyeluruh. Rasa mual mungkin terjadi jika penyinaran dilakukan di sekitar perut. Pada radioterapi konvensional, efek samping yang muncul umumnya lebih parah seperti kulit yang tidak hanya kering dapat juga terjadi lecet. Contoh pada kasus kanker leher rahim, dengankonvensional radioterapi, seluruh organ pelvis bisa terkena dampak buruk radiasi, bahkan hingga usus maupun kandung kemih. Efek jangka panjang pada usus mengakibatkan pasien diare atau perdarahan.

        Dengan radioterapi modern dalam hal ini LINAC Trilogy, efek samping dapat seminimal mungkin, lebih cepat sehingga kualitas hidup pasien menjadi lebih baik.Tidak ada persiapan khusus selama terapi dilakukan, pasien juga bisa tetap mengenakan baju untuk menjaga privacy-nya.

No comments :

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...