TBC bukan monopoli paru tetapi juga dapat menyrerang organ lainnya seperti usus dan saluran pencernaan lain, lantas bagaimana mengatasi dan mencegahnya? TBC bisa menyerang saluran pencernaan yang biasa disebut dengan TBC abdomen (TBC perut). TBC pencernaan bisa mengenai seluruh saluran pencernaan dari mulai esophagus sampai dengan anus, tetapi paling sering terjadi di ileocaecal (perbatasan usus halus ileum dengan usus besar caecum).
Penyakit TBC pencernaan terbagi menjadi empat bagian yakni :
1. TBC esophagus,
2. TBC gastro-duodenal,
3. TBC usus halus atau intestinal,
4. TBC colon (usus besar)
GEJALANYA
Gejala umum TBC pencernaan bisa berupa kembung, mual-muntah, nyeri perut dan diare. Jika terletak di esophagus (jarang terjadi), bisa menyebabkan nyeri menelan dan atau luka di esophagus. Jika yang terinfeksi adalah usus besar, BAB nya akan berdarah. Pada kondisi yang parah, kuman TBC akan menyebabkan obstruksi (penyumbatan saluran cerna) dan perforasi (lubang). Bila sudah mengenai dinding perut dapat menyebabkan ascites atau cairan bebas di perut.
Gejala umum TBC pencernaan bisa berupa kembung, mual-muntah, nyeri perut dan diare. Jika terletak di esophagus (jarang terjadi), bisa menyebabkan nyeri menelan dan atau luka di esophagus. Jika yang terinfeksi adalah usus besar, BAB nya akan berdarah. Pada kondisi yang parah, kuman TBC akan menyebabkan obstruksi (penyumbatan saluran cerna) dan perforasi (lubang). Bila sudah mengenai dinding perut dapat menyebabkan ascites atau cairan bebas di perut.
Hampir sama dengan penyakit TBC di paru, terdapat pula tanda-tanda seperti berat badan menurun, keringat malam, demam. Sekitar 20-25% kasus bersamaan dengan TBC paru.
BERMULA DARI PARU
Seperti TBC paru, TBC pencernaan umumnya disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penderita paru yang tidak diobati dapat mengeluarkan butirn ludah (droplet) yang mengandung kuman tuberculosis. Butiran tersebut dapat terhirup orang lain dan masuk ke dalam paru-paru. Kuman akan bersarang di sana dan kemudian juga dapat menyebar melalui kelenjar bening dan darah. Penyebaran melalui darah memungkinkan terjadinya tuberkulosis di luar paru seperti yang dialami pasien TBC pencernaan. Bisa juga akibat meminum susu dan produknya yang tidak disterilkan yang mengandung Mycobacterium bovis.
Seperti TBC paru, TBC pencernaan umumnya disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penderita paru yang tidak diobati dapat mengeluarkan butirn ludah (droplet) yang mengandung kuman tuberculosis. Butiran tersebut dapat terhirup orang lain dan masuk ke dalam paru-paru. Kuman akan bersarang di sana dan kemudian juga dapat menyebar melalui kelenjar bening dan darah. Penyebaran melalui darah memungkinkan terjadinya tuberkulosis di luar paru seperti yang dialami pasien TBC pencernaan. Bisa juga akibat meminum susu dan produknya yang tidak disterilkan yang mengandung Mycobacterium bovis.
SIAPA YANG RENTAN?
Penularan tuberkulosis biasanya melalui butiran ludah seperti dikemukakan sebelumnya. Pada umumnya seseorang yang mengalami TBC pencernaan, setelah kuman tuberkulosa di udara terhirup masuk ke paru, kemudian kuman akan menyebar ke luar paru.
Penularan tuberkulosis biasanya melalui butiran ludah seperti dikemukakan sebelumnya. Pada umumnya seseorang yang mengalami TBC pencernaan, setelah kuman tuberkulosa di udara terhirup masuk ke paru, kemudian kuman akan menyebar ke luar paru.
Ada beberapa faktor yang memudahkan penularan kuman tuberkulosis yaitu lingkungan udara yang lembap, adanya sumber penularan berupa penderita tuberkulosis paru yang tidak diobati, atau diobati namun tidak tuntas, serta orang sekitar yang kekebalan tubuhnya rendah misalnya lansia, pasien HIV, pasien dengan penyakit kronis (penyakit paru,diabetes), pasien malnutrisi. Peminum alkohol, perokok juga rentan terkena. Bahkan perokok berisiko 2 kali terkena TBC. Seseorang yang sedang mengkonsumsi obat-obatan imunosupresant juga berisiko.
KOMPLIKASI
TBC pencernaan jika tidak diobati, dapat menimbulkan komplikasi serius, misalnya perlengketan usus yang dapat menyebabkan saluran pencernaan menjadi tersumbat. Dampak negatif lain, timbul perforasi (lubang) di saluran pencernaan sehingga terjadi peritonitis (peradangan dinding perut).
TBC pencernaan jika tidak diobati, dapat menimbulkan komplikasi serius, misalnya perlengketan usus yang dapat menyebabkan saluran pencernaan menjadi tersumbat. Dampak negatif lain, timbul perforasi (lubang) di saluran pencernaan sehingga terjadi peritonitis (peradangan dinding perut).
Yang patut diwaspadai, pasien dengan TBC pencernaan akan mengeluarkan dan menularkan kuman TBC melalui feses. Penyakit ini akan berubah menjadi berbahaya jika tidak segera ditangani dan akan menimbulkan komplikasi yang berujung pada kematian. Angka kematian jika sudah terjadi komplikasi 12-25%. Pada kasus TBC pencernaan yang segera terdeteksi sejak awal, pengobatan oral sudah cukup. Namun jika sudah sampai muncul komplikasi, perlu dipikirkan untuk dilakukan operasi.
Jadi, untuk menjaga agar tidak tertular tuberkulosis adalah dengan menjaga kesehatan pada umumnya, seperti gizi yang baik, istirahat yang cukup, olah raga teratur serta lingkungan sekitar dengan udara yang bersih. Imunisasi untuk mencegah penularan tuberkulosis diberikan pada semua anak dalam programimunisasi nasional melalui penyuntikan BCG. Lindungi diri dengan masker bila ada pasien di sekitar kita. Segera konsultasi ke dokter jika muncul gejala yang dicurigai TBC pencernaan.
Tips Selama Perawatan
1. Minum obat TBC secara teratur, jangan sampai lupa supaya tidak menimbulkan resistensi. Pengobatan memerlukan waktu yang panjang (6 bulan sampai 1 tahun) dan kesabaran.
2. Tingkat kesembuhan sangat bagus jika pasien rajin minum obat dan kuman tidak resisten.
3. Tahap awal pasien sebaiknya mengkonsumsi makanan yang lunak dan mudah dicerna. Jauhi makanan yang merangsang seperti pedas, asam, minum kopi karena akan memicu diare. Makanan yang banyak gas dihindari karena bisa menambah kembung dan nyeri perut. Jika perut sudah nyaman bisa ditingkatkan kekerasan makanan secara bertahap.
1. Minum obat TBC secara teratur, jangan sampai lupa supaya tidak menimbulkan resistensi. Pengobatan memerlukan waktu yang panjang (6 bulan sampai 1 tahun) dan kesabaran.
2. Tingkat kesembuhan sangat bagus jika pasien rajin minum obat dan kuman tidak resisten.
3. Tahap awal pasien sebaiknya mengkonsumsi makanan yang lunak dan mudah dicerna. Jauhi makanan yang merangsang seperti pedas, asam, minum kopi karena akan memicu diare. Makanan yang banyak gas dihindari karena bisa menambah kembung dan nyeri perut. Jika perut sudah nyaman bisa ditingkatkan kekerasan makanan secara bertahap.
Ada tetangga sy yg mndrita tbc, dia prnh dirwat slama 3 buln d rs, komanyapun slama 1bln, bahkn smpt kehilangan sebagian ingatannya.
ReplyDeleteTrnyta pd tahp trtntu tbc pun bs separah itu ya...
akin mensyukuri nikmat sehat ini..
Assalamualaikum Mbak Sun. terima kasih telah memberi komentar.
ReplyDeleteTetangga anda telah mengalami kompliakasi dari penyakit TBC. yaitu kumannya sudah menyerang saraf pusat. yang diserang adalah selaput saraf pusatnya yang disebut MENINGEN. Komplikasi ini disebut MENINGITIS TBC (peradangan selaput otak karena TBC).