expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Being Single and Happy

Being Single and Happy
Ilustrasi dari Google
       Pernikahan, rasanya membicarakan yang satu ini tidak akan ada habisnya. Menyatukan dua indicidu dalam sebuah lembaga yang memerlukan komitm,en untuk menjalaninya bukanlah perkara mudah. Sebab itu, tidak sedikit orang justru menjadi takut untuk mengikatkan diri dalam lembaga pernikahan.
Ragam Alasan
        Di mata psikolog  Agstried Elisabeth Piether, M.Psi, memilih untuk tidak terikat  (memilih single) dan mengikatkan diri pada lembaga merupakan pilihan dan hak masing-masing orang.  Ada yang menjadi lajang karena merasa masih happy dengan kesendiriannya tapi ada juga akibat faktor keadaan.
          

        Ya, hidup single tanpa pasangan yang banyak dipilih oleh wanita perkotaaan saat ini memiliki beragam alasan dan penyebab. Lantas apa saja alasan mereka dengan keputusan tersebut? “ Ada yang merasa belum siap berkomitmen, takut disakiti, belum mapan, atau belum menemukan pasangan yang cocok. Dan tentunya masih banyak alasan lainnya,” terangnya.

        Kata orang, tidak enak menjalani kesendirian. Namun tidak sedikit orang yang betah melajang meskipun kepribadian dan lingkungan memudhkan mereka untuk mendapatkan pasangan. Kategori ini umumnya merasa tidak membutuhkan pasangan dalam hidupnya untuk membuat diri mereka merasa nyaman, bahagia, dan lengkap. “Mereka sudah merasa tercukupi kebutuhan kasih sayangnya dengan hubungan persahabatan atau kekeluargaan.”

          Ia mengamati bahwa perkembangan dunia karir dalam dua dekade belakangan membawa perubahan besar bagi wanita. Demi mengejar karier, banyak wanita tidak lagi memusingkan usia pernikahan. Buktinya, sejak beberapa dekade yang lalu, terjadi pergeseran usia pernikahan yang cukup signifikan. Di era 70-an dan era 80-an, wanita rata-rata menikah diusia belasan tahun. memasuki pertengahan  80-an, 90-an, hingga sekarang, usia pernikahan terus bergeser mundur ke atas 20 tahun. Bahkan di kota besar, pada strata masyarakat menengah ke atas, kisaran usia pernikahan mencapai 25-30 tahun ke atas. Tambahnya

           Tingginya tingkat pendidikan di kalangan wanita juga menjadi faktor pendorong terjadinya pergeseran itu. Banyak wanita yang tertarik melanjutkan pendidikannya hingga kejenjang S-2 dan  S-3. Tujuannya, meningkatkan setatus sosial dan nilai jual di bursa kerja yang sangat kompetitif. Tentunya pencapaian ini menuntut pengorbanan tidak sedikit, terutama dari segi waktu dan besarnya beaya. Proses pencapaian yang tidak mudah ini mendorong hasrat wanita untuk tidak buru-buru melepas masa lajang. Kenyataannya, setatus lajang memang memudahkan seseorang untuk lebih fokus dalam mengejar karier dan pendidikan.

         Orang tua zaman sekarang juga lebih toleran terhadap putri-putri mereka yang masih melajang di usia mapan. Persepsi orang tua terhadap karier anak-anak mereka mulai berubah. Kini mereka bisa memahami kesuksesan anak perempuannya sebagai suatu yang tidak kalah berarti selain menikah dan mengurus keluarga. Bahkan orang tua tidak lagi membeda-bedakan, misalnya memberikan kesempatan lebih besar kepada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dengan demikian menikah tidak lagi menjadi tuntutan sosial yang harus dipenuhi seseorang pria maupun wanita untuk sesegera mungkin.

Anti Pernikahan?
         Menikah adalah hak setiap orang, termasuk memilih menjadi lajang. Menurut pesikolog ayu ini, tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa orang-orang yang memilih untuk tetap menjadi single disebut sebagai anti pernikahan. Pada umumnya mereka sendiri juga tidak masalah dengan institusi prnikahan atau oarang-orang yang memilih untuk menikah, jelas psikolog yang praktek di Pro – Psikologika konsultan ini. Namun perlu diakui, kondisi melajang memang rentan terhadap serangan rasa sepi. Tetapi,ada cara lain yang lebih aman dan sehat untuk mengusir kesepian seperti memanfaatkan waktu masa lajangnya untuk menjalani hobi, berkumpul dengan sahabat dan keluarga dll.

Dare  To  Be  alone?
BELAKANGAN fenomena baru menghinggapi kehidupan kota besar. Para wanita usia matang secara sadar  memilih untuk tidak menikah!menikah atau tidak adalah hak masing-masing orang. Berikut yang harus anda pertimbangkan dengan keputusan anda nanti.
1.    Pastikan dulu bahwa alasan anda untuk menjadi single adalah karena anda memang tidak membutuhkan pasangan dalam hidup anda dan untuk membuat diri anda merasa nyaman,bahagia dan lengkap.
2.    Bagi yang memilih single  dengan alasan yang belum siap berkomitmen,belum mapan, belum menemukan pendamping yang cocok maka ada baiknya anda mencoba mengenali diri anda sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara refleksi diri atau meminta masukan dari sahabat, kerabat dekat, atau orang-orang yang anda percayai. Dengan demikian anda bisa semakin mengenali kelebihan dan kekurangan anda, sehingga anda dapat menetapkan kriteria pasangan  yang sesuai dengan kebutuhan anda.

1 comment :

  1. wah watake pak dokter lagi naksir cewek kota nih ye... hahaha

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...